Dari jaman kecil sampe sekarang saya sudah suka banget sama film. Entah itu cuma nonton, lihat orang shooting sampe komentarin film. Tapi ada 1 hal yang baru kesampaian baru-baru ini, yaitu bikin film sendiri. Sebenernya udah dari jaman dulu mau mulai tapi terbentur waktu, alat, cerita dan pemainnya. Tapi beruntunglah saya karenabertemu orang-orang yang mensupport saya dari cerita, alat sampai pemainnya. Apalagi di jaman sekarang, film bukan lagi hal yang susah untuk dibuat, pakai kamera handphone & pemain seadanya aja bisa jadi film kok. Eits! film handphone yang saya maksud bukan film format 3gp yang biasa dibikin anggota DPR loh ya, hehe. Trus, apa aja sih susah dan serunya bikin film? Ok, saya "umbar" sesuai yang pernah saya kerjakan bersama teman-teman saya.
Persiapan
|
Cari ide baru |
Apa aja yang kita butuhin pertama kali untuk buat film? yang penting kemauan keras dan kepercayaan diri. Kalo ngga ada itu ngga akan terlaksana filmnya. Dari 2 hal itu akan buat kita makin semangat, dan akhirnya banyak ide-ide bermunculan, dan dari ide-ide itulah akhirnyajadi 1 cerita yang akan kita buat. jangan pernah berfikir : "ah, ceritanya kok biasa aja ya?" "duh, pasti susah bikin cerita yang orang suka." "Nanti kalo pada ngga suka filmnya gimana ya?". Coba hilangkan dulu pikiran "jelek" itu dan berfokus pada cerita yang mau diangkat. Memang sih buat cerita yang banyak orang suka itu ngga segampang teori, tapi coba pikirkan ini, bagaimana kalau buat cerita yang "unik"? Trus bagaimana caranya? Saya kasih tau rahasianya. Kamu lihat keadaan sekitar kamu, apa saja kamu perhatikan dan pikirkan hal yang banyak orang tidak pikirkan tapi sebenarnya pernah atau bahkan sering mereka alami. Biasanya dari hal kecil itu bisa menimbulkan dampak yang besar. Mungkin dari sebagian orang punya idealisme sendiri tapi itu wajar saja karena mereka ingin mengembangkan dan menumpahkan imajinasinya.
|
Naskah film "KOIN The Movie" |
Sudah dapat ide dasarnya? Ok, coba sekarang tuliskan naskahnya. Saya tahu tidak semua orang yang ingin membuat film adalah lulusan dari universitas film, jadi tak usah takut untuk salah cara menulis, lupakan dulu aturan itu yang penting tulis dan kita mengerti. Untuk pemula biasanya menuliskan film durasi 5 menit memakan waktu 30-50 menitan. Dana kalaupun ada yang lebih cepat dari itu sebaiknya jangan terlalu cepat puas, cek kembali apakah ceritanya sudah menarik atau cuma alur cerita yang mengalir tanpa konflik? Cerita yang baik adalah cerita yang memiliki konfilk dan penyelesaian yang baik didalamnya. Setaidaknya itu saran dari pembuat film sungguhan yaitu kebetulan Ia adalah guru film saya dan sekaligus ayah saya. Thank GOD.
Setelah berkutat dengan naskah apalagi berikutnya? Cari alat, pemain, kru, property dan lokasi. Ya, setidaknya itu saja dulu. Dan memang mencari 5 hal ini susah-susah gampang. Untuk alat setidaknya kita memiliki kamera yang berkualitas baik. Hindari penggunaan kamera handphone walaupun kualitasnya sudah sebaik camcorder tapi percayalah, kamu akan kesulitas untuk beberapa teknik pengambilan gambar dan beberapa angle. Lalu alat berikutnya adalah sound recorder. Alat ini wajib dimiliki kalau mau buat film yang ada dialognya. Di semua camcorder sudah tersedia microphone yang tertanam atau bisa ditambahkan mic lagi. Tapi sayangnya, untuk beberapa lokasi yang berisik akan mengurangi kualitas suaranya. Jadi bagaimana penyelesaiannya? mungkin bisa di dubbing saat post produksi nanti.
|
Camcorder JVC "KOIN" & "6" |
|
Camcorder Canon "KOiN jilid 2" |
|
Software edting Sony Vegas Pro 9 |
Lalu komputer untuk mengeditnya. Kalau tidak ada ini juga film ngga akan di produksi, jadi pastiin minimal ada yang punya komputer dan bisa mengoperasikan software editing. Kalau saya sih, daripada mengandalkan orang lain yang belum tau kualitasnya saya lebih baik mempelajarinya sendiri.
|
Kru dan pemain film "6" |
Alat sudah komplit? lalu cari pemain. Carilah teman-teman dekat dulu. Selain bisa menjadi pemain, libatkan juga mereka menjadi kru dan bersenag-senanglah bersama mereka. bersenang-senang disini jangan diartikan hanya bercanda di lokasi sampe lupa untuk bikin filmnya. Saya pernah mengalami hal itu waktu di film pertama saya karena asal merekrut orang untuk membantu yang akhirnya lebih banyak bercanda dibanding bekerja. Memang tidak semua teman kita mengerti akan film, tapi cobalah edukasi mereka tapi juga jangan terlalu serius supaya mereka mengerti dan tertarik untuk membantu. Dan karena ini film non-profit pastikan pada mereka bahwa mereka tidak dibayar, sebagai gantinya tulislah nama mereka di akhir film sebagai penghargaan atas pasrtisipasinya.
|
Nyiapin property "KOIN The Movie" |
Untuk lokasi dan property, inilah yang paling seru menurut saya karena kita harus mencarinya sesuai cerita. Kadang ada lokasi yang sulit didapat atau mungkin tidak masuk akal. Maka itu ajaklah teman-teman anda itu untuk ikut bersama mencari lokasi. Mungkin saja mereka teringat lokasi yang sering mereka lewati dan mendapatkan lokasi yang lebih baik dari yang kita pikirkan, bahkan lokasi yang kurang cocok dan property yang agak melenceng dari rencana pun membuat kita mendapat ide baru lagi yang lebih baik Dan pastinya ini menjadikan kita makin dekat dengan teman-teman kita karena berjalan-jalan seharian dan bersenang-senang.
Eksekusi
|
Shooting film "6" |
Wajar saja untuk hari pertama pasti kita grogi dan kadang
blank apa yang harus dilakukan pertama kalinya. Seperti yang saya alami di film pertama, semua menunggu instruksi saya tanpa melakukan apa-apa. Nah, disinilah jiwa kepemimpinan kita sebagai Sutradara diuji. Jangan bertingkah seperti sutradara kelas dunia yang kerjanya cuma perintah dan berkata kasar pada kru, kalau itu kamu lakukan pasti deh 2 menit kemudian lokasi jadi sepi karena pada pulang. Arahkan mereka yang memang masih awam pelan-pelan, tanya bagian mana yang masih bingung, kerjakan sendiri kalau memang mereka ngga sanggup, simple kan? yang penting tahan emosi walaupun lokasi panas tapi kepala tetap dingin. kalau kamu berhasil menuntun mereka dan akhirnya mereka bisa dan tertarik, besar kemungkinan mereka akan bantu kita di film berikutnya.
|
Trik untuk pemain yang lupaan |
Pemain yang kita pakai pastinya bukan profesional, bersyukurlah kalau punya teman artis dan rela tidak dibayar. Jadi arahkan mereka dengan sabar, jangan terburu-buru, toh kita ngga ada deadline kan? Beruntunglah saya memiliki teman yang punya pengalaman beberapa kali shooting di sinetron beneran, jadinya saya terbantu karena untuk urusan akting sudah di handle dia. Sebagai sutradara juga bukan cuma asal teriak : "Action!", "Cut!"atau "Artis masuk!", tapi juga mengarahkan pemain dan kru karena mungkin mereka masih awam (atau ada juga yang malas baca script). Semakin kita sabar mengarahkan, hasilnya kita akan semakin peka akan karakter yang sebenarnya dari diri kita sendiri dan teman-teman kita yang lain, percayalah.
|
Mobil patroli minta jatah |
Shooting capek ya? Ya iyalah, tidur seharian juga capek kok. Tapi capek yang ini asik dan menghasilkan kok. Mondar-mandir, teriak-teriak, kasih tau orang-orang yang nontonin untuk jangan masuk ke dalam frame. Ya itu cuma secuil kesibukan di lokasi, tapi bagaimana kalau ada hal tak terduga semisal preman iseng minta jatah karena tempatnya dipakai, artis yang berhalangan datang, sampai property yang rusak. Pastinya kalau kita bisa membawa teman-teman kita menjadi kru dan tim yang solid hal itu bisa kita lewati dengan mudah.
Post Produksi
|
Mengedit film "KOIN The Movie" |
Semua gambar adegan dari semua film sudah terekam semua di kamera? pastikan cek dan ricek kembali sebelum masa post produksi dimulai karena jika kedapatan ada beberapa adegan yang terlewat akan membuat sedikit terhambat. Setelah semua materi terkumpul saatnya menyatukan semuanya dan menghasilkan suatu karya yang indah (apa sih). Mengedit hasil dari gambar yang dikumpulkan selama beberapa hari lalu adalah sesuatu yang "ajaib" menurut saya, karena bisa saja film menjadi lebih baik dari yang diinginkan, atau sialnya jadi lebih buruk. Jadi mengedit bukan pekerjaan mudah yang asal menyatukan gambar, diberi musik, teks, selesai. Bukan itu. Tapi editor juga harus masuk ke dalam ceritanya dan membawakan ke penonton. Teorinya pada saat proses editing, si sutradar sebaiknya jangan ikut mengedit karena nanti akan terjadi perang pendapat karena 2 kepala menginginkan penggambaran yang berbeda. Beruntunglah saya sebagai penulis naskah, sutradara dan editor sekaligus menjadikan film yang saya buat adalah yang memang harus seperti yang saya inginkan. Tapi kelemahannya, saya hanya yahu film saya sudah baik dan tidak tahu pendapat orang. Jadi saya selalu mereview pada beberapa yang mengerti film akan hasil editing saya, karena kritik itu penting. Dan pastinya di setiap kesempatan saya biasanya melihat banyak sekali video entah itu film, iklan, dan video klip musik supaya ada inspirasi. Saya sarankan sih, cobalah berlangganan tv kable supaya wawasan kita terbuka. Saya tidak bilang hasil lokal tidak bagus, tapi buktinya?
Seperti yang sering saya tulis diatas, bersenang-senanglah. Jangan dipikirkan apa ini salah cara buatnya? apa orang bisa suka? kenapa karya saya biasa saja? Lupakan dulu itu, yang penting berkarya selama tidak merugikan orang lain. Jadi, sudah yakin mau bikin film kan?
Foto :
FB dan
Multiply