Selasa, 31 Desember 2013

Minggu, 29 Desember 2013

Review Buku: Parangmaya (Kumpulan Cerpen Aliansyah Jumbawuya & LisMaulina)

Judul: Parangmaya
Penulis: Aliansyah Jumbawuya & Lis Maulina
Penerbit: Scripta Cendekia
Cetakan: I (2013)
ISBN: 979-17199-3-4
Tebal: iv + 124 halaman

Cerpen Parangmaya yang dipilih menjadi judul buku kumpulan cerpen ini tampak menyajikan banyak sekali konflik.
Konflik pertama ialah keharusan sang tokoh utama, Yusak, pergi ke kota meninggalkan kampung halamannya ‘yang tercinta’ demi memajukan kampungnya tersebut yang selama ini ‘tidak diperhatikan pemerintah’.
Ketika sekolah di kota, konflik muncul lagi. Ia sering diejek udik oleh teman sekolahnya, Ariel.
Konflik berikutnya ialah ditinggal Pak Setya, orang yang selama ini membiayai sekolahnya selama di kota dan yang selalu memberinya semangat.
Kemudian barulah konflik yang lebih berat, Yusak sudah kuliah dan menjadi aktivis. Yusak berencana “menyerang” Haji Badar, bos batubara yang ‘banyak mengakibatkan kerusakan dan merebut lahan’ yang ‘dibekingi petinggi kepolisian hingga menteri’. Akan tetapi, tidak ada teman aktivis Yusak yang berani membantunya.
Konflik selanjutnya semakin berat. Yusak dijebak ketika diundang menghadap Haji Badar. Haji Badar memancing emosinya, dan ia pun tersulut emosi. Sebuah mandau kemudian diletakkan di dekat Yusak lalu tiba-tiba polisi datang. Ia dituduh membawa senjata tajam dan telah mengancam keselamatan orang lain. Ia dihukum 2 tahun penjara.
Saat ia sudah keluar dari penjara dan pulang ke kampung halaman, konflik kembali terjadi. Yusak sudah bertekad ingin melawan Haji Badar dengan jalan primitif: parangmaya. Akan tetapi, ia sudah memeluk Islam. Hal itu ia ceritakan pada Kitai Mangin, sepupu yang ‘sudah ia anggap saudara sendiri’. Kitai Mangin melarangnya melakukan hal tersebut.
Di ending, tampaknya penulis ingin membuat tipuan. Dari koran yang dibawa Pak Setya, Yusak tahu Haji Badar mati mengenaskan karena parangmaya. Bukan ia yang melakukannya, melainkan Kitai.
Karena banyaknya konflik tadi, cerpen ini menjadi kehilangan bobotnya karena tiap konflik jadi tidak tergarap denga maksimal. Bisa dibilang, cerpen Parangmaya seperti novel yang diringkas sependek mungkin. Padahal ada perbedaan mendasar antara cerpen dan novel, dan itu bukanlah soal jumlah halaman. Kesimpulan saya, Parangmaya bukanlah cerpen terbaik Aliansyah Jumbawuya.

Selasa, 10 Desember 2013

Kutipan Novel-novel Khaled Hosseini

"For you, a thousand times over"
-Khaled Hosseini, The Kite Runner
“Behind every trial and sorrow that He makes us shoulder, God has a reason.”
-Khaled Hosseini, A Thousand Splendid Suns
“All good things in life are fragile and easily lost.”
-Khaled Hosseini, And the Mountains Echoed

Kamis, 28 November 2013

Ini Seperti...

Ini seperti kamu lupa jadwal kuliah Maternitas. Ketika ingat ternyata waktunya sudah lewat beberapa menit. Kamu buru-buru ke kampus, sambil berdoa Bu Yuli belum masuk. Tiba di depan lokal, kamu langsung membuka pintu dan bergegas masuk. Semua mata menatapmu heran, dan kamu seketika sadar, kamu telah salah ruangan! Kamu pun berjalan keluar dengan menunduk, diiringi tawa yang meledak di seisi ruangan. Sampai luar, ponselmu berderit, ada pesan singkat yang masuk: Hari ini Ibu Yuli tidak masuk, diganti besok.


Hei, kenapa menyesal? Kenapa harus kesal? Kamu bisa ke perpustakaan hanya dengan naik dua lantai lagi. Kamu bisa mengerjakan skripsimu. Bukankah judul saja kamu belum dapat? Bisa jadi dengan ke perpustakaan kamu bisa menemukan judul yang bagus dan mulai menyusun Bab 1. Tak ada salahnya bukan?

Ini seperti ketika kamu kelaparan pada tengah malam. Kamu lalu menyalakan motormu dan pergi mencari nasi goreng. Ada warung nasi goreng yang buka tak jauh dari kostmu, tapi kamu enggan beli di sana. Kamu punya langganan nasi goreng gerobak yang biasanya mangkal di depan kampus tengah malam begini. Ke sanalah tujuanmu. Tiba di depan kampus, kamu tidak mendapati nasi goreng gerobak langgananmu itu. Mungkin malam ini pamannya mau istirahat. Kamu pun berbalik, kembali. Tujuanmu warung nasi goreng dekat kostmu tadi. Dan, plak! Saat kamu tiba, warung itu sudah tutup.

Hei, kenapa menyesal? Kenapa harus kesal? Kamu bisa pulang ke kost lalu memasak beras dan telur yang dibawakan orangtuamu. Bukankah sudah lama kamu tidak masak sendiri? Pasti menyenangkan masak tengah malam begini. Dan itu bisa menghemat uangmu bukan?

Sajak yang Malas

Tuhan, kenapa saya diciptakan sebagai manusia?

Minggu, 24 November 2013

Despicable Me 2 (2013)

Sejak menonton film yang pertama, saya sudah jatuh cinta kepada semua karakter di film ini. sebut saja Gru, Margo, Edith, Agnes dan tentunya para Minions. Baru beberapa menit saja saya sudah dibuat tertawa dengan aksi konyolnya film ini. Ada hal yang saya perhatikan sangat banyak digunakan pada komedi di film ini, yaitu komedi slapstick. Banyak perbuatan yang ngga terduga yang pastinya membuat tertawa walaupun kita tahu itu komedi slapstick yang sudah banyak digunakan komedian jadul. Tapi kenapa lucu? apakah karena dibuat untuk animasi, yang akhirnya membuat komedi slapstick ini makin lucu.

Animasinya yang sangat menawan dan penggambaran yang diluar dugaan membuat saya menunggu kejutan berikutnya.
Banyak hal diluar logika tapi sangat "sah" saja dilakukan di film ini. Seperti alat-alat canggih yang ditampilkan yang membuat hal yang selama ini ngga mungkin, tapi semua jadi mungkin di film ini. Ada 1 alat yang sangat saya suka di film ini, lipstik strum ahaha...

Tapi bukan cuma kekonyolan saja yang saya tangkap di film ini, ada nilai moral yang didapat yaitu kekeluargaan, dan persahabatan. Memang takaran antara kekonyolan dan pesan moral ini adalah 65:35, tapi sepertinya itu worth. Dan kesimpulan saya adalah 7,3/10 (Cocok untuk koleksi).

The Croods (2013)

Sekilas awalnya agak pesimis sama filmnya. Film animasi bertema jaman batu ini dari trailernya ngga ada sesuatu yang bikin penasaran. Cuma kegilaan yang ditampilkan di trailernya. Tapi karena disitu tertulis : from creator of Ice Age, saya jadi sedikit memberi harapan kepada film ini. Tertolong karena iming-iming "Ice Age" itu tadi, dan ternyata memang benar, gambar yang ditampilkan cukup bagus dan karakter yang ditampilkan cukup menarik semenarik film Ice Age. Karakter yang saling bertentangan membuat film ini penuh konflik, walaupun ringan tapi pesan moralnya tersampaikan dengan baik.

Untuk sisi komedi memang agak maksa dan beberapa bagian agak garing, tapi untunglah hal itu terlupakan setelah melihat animasinya yang indah. Untuk sisi sound effect dan musik, ngga terlalu istimewa tapi sangat match dengan temanya.
Ada beberapa bagian yang menurut saya adalah sisi lain dari film Ice Age. Kalau Ice Age di zaman es, the Croods ada di zaman batu. Apalagi setelah mereka menemukan dunia baru yang sekilas mirip dengan film Ice Age 2 dimana mereka bertemu dengan Buck. DItambah pada saat ayah mereka menemukan binatang peliharaan, mengingatkan saya pada Buck yang akhirnya menjadikan Rudy sebagai binatang peliharaannya. Apakah mereka sengaja membuat situasi seperti itu, atau memang suatu kebetulan?

Dengan komedi ringan, animasi menawan walaupun agak lamban...sepertinya film ini cukup menarik kalau ditonton bersama keluarga. Walau begitu, film ini masih agak jauh dari harapan saya. Karena cerita yang ringan inilah membuat pesan moralnya jadi lebih mudah tersampaikan. Dan kesimpulannya, fim ini saya beri nilai 6.8/10 (Tunggu di TV saja).

Minggu, 03 November 2013

Wedding Trailer : Satrio + Citra

Ini dia salah satu hobby saya yang bisa menghasilkan uang. Membuat video wedding bisa sangat menyenangkan kalo memang kita semangat mengerjakannya. Awalnya sih cuma iseng aja menawarkan ke salah satu teman yang memang sedang cari pembuat dokumentasi pernikahannya. Dan karena mendadak, akhirnya saya diminta teman saya untuk bergabung di team dokumentasinya. Teman saya bertugas sebagai Photographer, tapi sayangnya belum ada yang mengisi posisi Videographer. Dengan meyakinkan diri dan melihat beberapa referensi di YouTube, akhirnya saya memberanikan diri untuk bersedia menggarap pembuatan videonya. Walaupun awalnya agak grogi karena ini video wedding serius pertama saya (sebelumnya cuma bantu shoot saudara yang nikahan), tapi overall saya cukup puas untuk hasil pertama saya, walaupun masih jauh dari ekspektasi saya. Dan inilah video wedding pertama saya :



#Peralatan yang dipakai :
Camera : Canon 60D

Sound recorder :iPhone 5S
Video Editing : Sony Vegas Pro 11

Dan berikut lanjutan dari wedding trailer yang lainnya :


#Peralatan yang dipakai :
Camera : Canon 60D

Sound recorder :Samsung Galaxy S4
Video Editing : Sony Vegas Pro 11




#Peralatan yang dipakai :
Camera : Canon 600D
Sound recorder :Samsung Galaxy S4
Video Editing : Sony Vegas Pro 11

Untuk booking, hubungi :
Twitter : @DidietTriquetra

Sabtu, 02 November 2013

Andai Tuhan Seperti Komite Skripsi

Kemarin sore pulang ke rumah orangtua. Selain untuk menyimpan buku-buku yang sudah saya baca dan buku-buku yang baru dibeli namun belum ingin membacanya, rencana mau mencari sertifikat kursus Microsoft Office karena tanpa disangka sertifikat itu sangat diperlukan. Untuk maju sidang proposal syaratnya sertifikat tersebut. Saya dulu ketika masih di pondok, tepatnya saat kelas 3 tsanawiyah, pernah ikut kursus komputer di pondok, tapi lupa apakah diberi sertifikat setelahnya atau tidak. Makanya, saya pulang buat mengeceknya. Siapa tahu ada, jadi tak perlu lagi ikut kursus hanya untuk memiliki sertifikat tersebut. Aneh juga, sesuatu dibuktikan dengan selembar kertas, bukan bagaimana kemampuannya.

Begitulah, sampai di rumah saya membongkar-bongkar berkas milik saya. Hasilnya, tidak ketemu. Yah, berarti dulu kami memang tidak diberi sertifikat. Kursus waktu di pondok dulu berarti tujuannya adalah agar kami para santri "bisa", bukan "terbukti bisa".
Tapi meski tidak ketemu apa yang saya butuhkan, saya ketemu ini

piagam santri terbaik
piagam santri terbaik
piagam santri terbaik
piagam santri terbaik
piagam santri terbaik

Melihat itu rasanya ironis sekali. Begitu jauhnya sudah saya melenceng dari bagaimana seharusnya seorang santri... Begitu banyaknya ilmu yang didapat dulu namun tak sedikit pun mampu diamalkan... Rasanya tidak ada artinya piagam-piagam tersebut. Andai Tuhan seperti Komite Skripsi yang menilai sesuatu hanya lewat kertas, tentu saya akan berpesan pada keluarga saya agar piagam-piagam tersebut nanti dimasukkan juga dalam kubur saya. Tapi Tuhan tidak seperti Komite Skripsi, bukan?

Minggu, 27 Oktober 2013

Snorkeling di Angsana, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

pantai angsana
Pantai Angsana

Pantai Angsana. Pantai ini sekarang sudah mulai ramai pengunjung. Pemerintah setempat tampaknya juga mulai membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas. Kata Adit, teman yang membawa saya ke tempat ini, hal tersebut tak lain adalah hasil dari upaya para blogger Kalsel mempromosikan pantai ini. Wah, bangga juga rasanya jadi blogger.  :)
Selain pantainya yang bersih dan tidak berlumpur, yang menjadi magnet Pantai Angsana adalah spot terumbu karang yang tak jauh dari pantai tersebut. Dengan menyewa kapal dan peralatan snorkeling, Anda bisa menikmati keindahan terumbu karang yang cukup rapat dan banyak dikerumuni berbagai macam ikan.
Hanya perlu waktu sekitar 5 jam dari Banjarmasin untuk tiba di pantai yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini.

Kemarin kami berangkat jam 2 subuh, dan tiba jam 7 pagi dengan satu kali singgah di mesjid buat shalat subuh. Untuk menuju spot terumbu karang, kami tidak lewat Pantai Angsana, melainkan pantai di sebelahnya yaitu Pantai Bunati, karena di sana terdapat dermaga sehingga lebih mudah untuk naik kapal.

Kami berganti pakaian di salah satu rumah warga setempat lalu berjalan menuju dermaga. Di dermaga sudah menunggu kapal nelayan yang disewa Adit yang akan membawa kami ke titik di mana banyak ditumbuhi terumbu karang dan kedalamannya cukup rendah.

dermaga pantai bunati
 Dermaga Pantai Bunati
dermaga pantai bunati
 Bersiap di dermaga Pantai Bunati

Dengan sebungkus roti dan air mineral, kami sarapan di atas kapal. Sekitar setengah jam, tibalah kami di titik yang dituju. Di bawah kapal yang kami naiki sudah jelas terlihat terumbu karang yang tumbuh rapat di bawahnya. Sudah tak sabar rasanya ingin segera menceburkan diri. :)

Kami memakai peralatan snorkeling: snorkel (pipa untuk jalan masuk udara), masker (kaca mata selam yang juga menutupi hidung dari air), sepatu katak, dan baju pelampung.
Nantinya, sepatu katak dan baju pelampung ini saya lepas karena malah menyulitkan bergerak dan menyelam.

Sampai sekitar jam 12 kami hanya berenang dan menyelam, menikmati keindahan dasar laut dan ikan-ikannya yang lucu seperti ikan nemo. Saya berkali-kali terminum air laut karena belum terlalu mahir menggunakan alat snorkel.

snorkeling di angsana Bercebur

 IMG-20131027-00985snorkeling di angsana   IMG-20131027-01008 IMG-20131027-01009

terumbu karang angsanazian armie wahyufi

Setelah puas, barulah kami kembali ke Pantai Bunati.
Di rumah warga tempat kami ganti pakaian tadi kami numpang mandi. Kami juga menyantap makan siang yang sudah disiapkan Adit: nasi, ikan bandeng, sayur yang banyak, kerupuk, sambal, dan pisang. Wah, sedap betul! Kenyang!
Perjalanan kami selanjutnya ialah Pantai Angsana. Pantai yang bersih, tidak berlumpur, pasirnya yang cukup putih, serta pemandangannya yang memesona. Sebenarnya, di Pantai Angsana juga standby kapal yang bisa kita sewa untuk menuju spot terumbu karang, bahkan jaraknya lebih dekat jika lewat pantai ini. Namun karena tidak ada dermaganya, kita harus bercebur dulu sebentar untuk bisa naik ke kapal.

pantai angsana
semacam ekspresi ditolak cewek :)

pantai angsana
semacam ekspresi menanti jodoh
pantai angsana

Sekitar pukul 3 sore, kami pulang dan sampai di Banjarmasin sekitar pukul 8 malam. Meski badan cukup capek, tapi pikiran sudah fresh... :)

Senin, 14 Oktober 2013

Gravity (2013)

Judulnya Gravity. Film apa tuh? Film luar angkasa? Yup. Film astronot? Yup. Film Planet & Alien? Nope. Trus film seperti apa? Inilah uniknya film arahan sutradara Alfonso Cuarón. Dari awal film kita sudah disuguhi gambar bumi yang super duper amazing. Dari trailer yang pernah saya lihat di TV, kelihatannya ceritanya simple. 2 orang astronot yang sedang bertugas diluar angkasa suatu ketika tepisah karena banyaknya sampah angkasa yang melewati mereka dan menghancurkan stasiun luar angkasanya, sampai mereka terlempar dan terpisah di tengah angkasa luas. Lalu apa serunya? Banyak serunya, ditambah drama, visual efek dan sound efek yang lagi-lagi super duper amazing.

Selain disuguhkan gambar yang memukau, penonton juga "dipaksa" untuk merasakan kengerian yang dihadapi Ryan Stone (Sandra Bullock) dalam menjalankan misinya di luar angkasa. Ditemani oleh Matt Kowalski (George Clooney) yang akhirnya...
ah sudah lah, nanti jadi spoiler hehe.. Banyak ha;-hal teknis yang selama ini mungkin belum kita tau di paparkan disini. Seperti : There is nothing to carry sound (Tak ada suara bisa terdengar) dan Life in space is impossible (Tidak akan mungkin bisa hidup di luar angkasa). Dan kita juga bisa tau kalau selain punya Amerika, Russia dan China juga punya stasiun luar angkasa.

Banyak adegan diluar dugaan membuat penasaran sehingga memumculkan unsur what next? Tapi sepertinya hanya pecinta film sejati yang akan bertahan menonton film ini sampai credit title, karena selain harus bersabar kita juga harus masuk ke dalam filmnya. Ditambah gambar yang bergerak bisa membuat penontonnya agak merasa pusing dan mual. Akan sangat menyiksa untuk orang yang mengidap fobia di ketinggian, tempat gelap dan tempat sempit. Justru unsur yang membuat penontonya bisa masuk kedalam film itulah yang membuat film ini sukses.

Setelah menonton totalitas akting, visual efek, sound efek yang fantastik, maka tak salah saya memberi nilai : 8,3/10 (Recommended)

Rabu, 25 September 2013

Have a Good Time In Jakarta (Day 2)

Photo : Feybert
Setelah tepar semalaman, kami bangun pagi itu dengan perasaan segar. Ternyata udara pagi di pulau itu segar loh. Sambil ngumpulin nyawa, saya cuma duduk sambil mengamati teman-teman lain yang heboh pada  wara-wiri. Kirain ada heboh apa, ternyata pagi itu kami jadi snorkeling, dan guide nya sedang menuju ke rumah. Wah, jadi ya? ya udah deh ikut aja. Begitu keluar teras sudah terhampar sepatu katak, pelampung dan kacamata snorkel. Ikut-ikutan sibuk sayapun memilih pelampung duluan haha...

First Time Snorkeling Ever!
Photo : Feybert
Kami diantar sama guide nya menuju kapal nelayan. Kapalnya ga sebesar kapal tingkang yang kami kaini waktu menuju pulau ini. Perjalanan pagi ke tengah laut seru juga sih, tapi makin ke tengah makin deg-degan lagi. Ngga lama kira-kira 15 menit kami udah sampai di tengah laut dangkal dekat pulau Susu. Semua langsung nyebur begitu kapal berhenti. Karena ngga mau dibilang cupu (ngga mau rugi juga sih, udah bayar paket tapi ngga nyobain) akhirnya dengan sok cool saya turun dari kapal menuju air. Ngga berani kayak mereka yang mainloncat aja, saya lewat tangga turun pelan-pelan ahahaha... Dengan mengandalkan pelampung (yang diiket kenceng banget takut lepas) dan Bismillahirahmanirrahim, akhirnya saya sudah ada di air...dan... I'm floating! I'm floating! dalem hati seneng banget tapi ga mau norak. Sebenernya sih tetep ngeri karena kalo aja tuh pelampung kendur aja bisa-bisa nyeplos deh dimakan ikan, tamat. Sesekali kalo kena ombak hasil dari ulah usil temen-temen bikin panik dan kahirnya muter-muter sendiri. Ok, intinya harus tenang, nafas pelan, dan yakin! Sambil ngeliat caranya orang-orang, saya cobain juga...dan ternyata asik juga.

Ini yang bikin nagih
Begitu udah tau caranya saya langsung sok-sokan berenang pake gaya bebas. Baru ngeh klo snorkeling ini kan maksudnya ngeliat ke bagian dangkal laut, sambil liat ikan-ikan dibawahya klo perlu ngasih makan juga. Begitu liat kebawah, wih keren ikannya tapi kok ternyata dalam juga ya? Seketika ga beran ngeliat kebawah lagi ahahaha... Ngga apa-apa deh cuma bisa liat ikan dari atas aja, yang penting seru berenang di laut bareng orang-orang lain serasa korban kapal terbalik karena banyak yang teriak-teriak (biasanya cewe yang baru bisa dan penasaran) dan banyak juga yang ketawa- ketawa. Lagi asik-asiknya...eh waktunya abis. Kita harus diantar lagi ke pulau lainnya. Yahhh, lagi asik-asik nih. Tapi ngga apa deh yang penting udah nyobain dan ternyata nagih. 

Ke Pulau Tikus
Yang punya pulau
Makan siang dulu
Begitu tanya ke guidenya : "Mas, kita ke pulau mana lagi" dan mas-mas nya pun menjawab dengan santai "Ke pulau Tikus" Hah? ga salah tuh namain pulau? Jangan-jangan banyak tikusnya. Sesampe disana pulanya sepi, beda banget sama pulau tempat kita nginep karena memang pulau kosong. Agak serem sih karena banyak sampah di pinggirannya tapi pemandangannya ajib uib uib (apa lagi sih?) Memang wisata disini menjual pemandangan sih dan sayangnya fasilitasnya masih dibawah standard. Ya no complain deh (mau complain juga sama siapa?) Bagian yang seru adalah bagian makan siang di pinggir pantai sambil liat kapal lalu lalang. Habis makan juga temen-temen gila jalan ini pada joget-joget. Ah, serunya dunia tanpa orang jaim.

Pulang Ke Rumah Masing-masing
Mau pulang
Suasana ngeri
Setelah 2 hari full senang-senang, akirnya harus pulang nih dilalerin tapi kapal belum datang juga. Begitu datang 2 jam kemudian, ajigile rame bange orang di dalamnya! Ternyata kapal itu ngengkut orang dari pulau lain lalu menjemput kita. Melihat kondisi kapal dan overload penumpang saya menegaskan jangan naik kapal itu. Lebih baik tunggu kapal lain. Ternyata kata guide nya itu kapal terakhir dan ngga ada kapal lain. What?  padahal masih banyak peumpang yang belum bisa pulang. Akhirnnya perwakilan rombongan masing-masing berdiskusi sama guide nya meminta penjelasan dan cara kami pulang. Kita harus cepat-cepat karena kalo udah kesorean ombaknya akan tinggi dan bahaya banget. Akhrinya setelah dikeroyok penumpang lain si guide berinisiatif menyewa kapal nelayan yang ngga terlalu besar tapi cukup untuk menampung penumpang (+-40 orang lagi) untuk sampa ke Muara Angke. AKhirnya jam 4.30 sore kami berangkat dengan kapal nelayan berbekal pelampung yang harus standby di badan masing-masing. Sepanjang jalan itu adalah 2 jam yang mengerikan. Untunglah (masih untung aja) pemandangan sunset keren banget, jadi lupa kita di tengah laut yang sewaktu-waktu bisa datang ombak tinggi. Dan akhirnya kami samapi di Muara angke pas 2 jam dengan selamat.
karena besok udah mulai kerja lagi. Jadwal kapal jam 12.00 jadi kami mesti buru-buru beberes dan makan siang sebelum jam itu. Tungguin kapal datang sambil duduk-duduk di warung sampe kita kering

Masih dengan perasaan lega kami berkumpul sebentar untuk sekedar bercanda lalu pulang kerumah masing-masing. Wih, benar-benar flash backpacking yang menegangkan sekaligus meng-ajib-kan hati. Andai ga pake acara naik perahu kayu, pasti saya mau kesana lagi.

Biar makin seru lihat videonya dibawah ini.


Ikuti terus perjalan saya di lokasi berikutnya ya :)




Have a Good Time In Jakarta (Day 1)

Tim Plesir
Kali ini geng jalan-jalan berpetualang lagi, kali ini mencari suasana baru yaitu ke pulau. Berawal dari sepulang dari Jogjakarta Mei lalu, ternyata geng ini udah kasak kusuk mau buat acara traveling lagi. Wih, belum juga habis pegalnya 3 hari keliling Jogja, sudah rencana ke tempat baru lagi. Kali ini saya ngga ikut repot-repotan nyari tempat, transport dll. Begitu mendengar kata "Kita ke pulau!" aja saya udah ngga bergeming. Ya memang saya ngga terlalu suka pantai dan kawan-kawannya. Pokoknya yang berbau-bau air saya paling ga tertarik deh. Dulu aja waktu ke Bali saya cuma lebih suka jalan-jalan ke kota nya daripada mesti ke pantainya. Di tambah mereka merenacanakan Snorkeling di pulau itu, wahhh.. saya makin bergidik ngeri.

Dengan rayuan yang berubah jadi paksaai dari teman-teman gila jalan ini akhirnya saya terbawa suasana juga. Saya hanya membayangkan : sampe sana, tidur atau keliling pulau aja, ga mau ikutan berenang. Tapi yang pastinya kalo udah ngikut geng ini ga bakal ada waktu kosong buat leha-leha. Jadwal padat berisi deh pokoknya. 

Bermula dari perjalan di malam hari, kami menginap di salah satu teman kami panggil saya Feybert (nama sebenarnya) di daerah cengkareng, Jakarta Barat. Saya berinisiatif mengajak menginap mengingat kami akan berangkat pagi sekali. Daripada main tunggu-tungguan, lebih baik menginap semalam dan pergi bareng di pagi harinya. Sekitar jam 5.30 kami sudah berangkat menuju Muara Angke untuk segera naik ke kapal untuk menyeberang ke pulau. Terus terang ini kali pertama saya naik kapal tongkang, dan walaupun sebenarnya saya ngeri tapi tetap pasang muka cool. Perjalanan 2 jam serasa 2 minggu (lebay) lama banget. Untungnya karena mengalihkan pandangan dari laut (saya ngobrol + ngerekam video) bikin hati jadi lebih tenang, walaupun di menit-menit terakhir mulai mabuk laut tapi harus ditahan daripada malu.

Sampai di Pulau
Loncaaaaat!
Begitu nyampe, dalam hati : Cuma begini doang? jauh-jauh 2 jam ke pulau? . Setelah berkumpul untuk absen lalu kami diantar oleh pemilik travel agent kami untuk menuju rumah sewaan kami. Sambil jalan kami melihat sudah banyak penduduk didalamnya, malah ada sekolah segala dan bagus. Kok bisa ya? 

Sesampai di rumah sewaan, kami meletakkan bawaan masing-masing dan menunggu makan siang datang. Namanya di pulau makanannya ga jauh dari seafood. Ada cumi, udang, ikan, dan Thank God masih ada ayam gorengnya haha... Sehabis makan dengan lahap (karena ngga pada sarapan kayaknya) kami langsung ambil sepeda (sepaket dari travel) menuju pantai yang ada didekat sana. Namanya pantai Perawan yang udah ngga perawan lagi. Begitu ngeliat pantainya, WIIIIIH KWEREN! (ga berasa jadi alay) Kalo selama ini cuma bisa ngeliat pantai bagus di TV aja, sekarang liat yang sebenernya malah bisa main-main didalamnya. Airnya jernih banget, sampe yang tadinya ogah ngeliat air malah jadi anak kecil ngeliat nenen permen. Beneran keren serasa pantai di Karibia (sotoy, kayak udah pernah aja)

Kena ga tuh bolanya?
Tukang fotonya
Tengah hari kami kembali ke rumah karena waktunya snorkeling. Saya tetep masih ngeri denger kata snorkeling. Pikiran saya : Ya udah lah, nongkrong di kapal aja. Tapi sayang, karena keterbatasan kapal akhirnya kami ngga dapat bagian, yang akhirnya ditunda sampai besok pagi. Semua kecewa berat, kecuali saya kecewa dikit aja.

Main di Pantai
Karena pilihannya ga banyak akhirnya kami cuma bermain di pantai aja seharian. Mulai dari foto-foto, main voli pantai, minum es kelapa, sampe yang ga jelas. Bahkan sampai malam pun setelah kami mandi sore, mau ga mau ya ke pantai lagi untuk barbeque ikan di pantai itu lagi. Cuma ada 2 pilihan, ikan atau cumi. Setelah kenyang dan ngantuk karena seharian gila-gilaan, akhirnya kami pulang dang ga basa-basi lagi semua terkapar di kasur dan hilang ditelan mimpi di gelapnya malam (apa sih?)

Belom seru ya ceritanya? tenang, besonya lebih seru kok apalagi lihat video di bawah ini...





Seperti apa keseruan di esok harinya? Lanjutin baca disini ya...

Rabu, 18 September 2013

The Incredible Burt Wonderstone (2013)

Begitu melihat promonya di TV cable beberapa bulan lalu, saya langsung yakin akan menonton film ini. Kenapa? karena sudah pasti di film ini ada Steve Carrel, Jim Carrey ditambah si sekseh Olivia Wilde. Sebenernya bukan cuma karena pemainnya aja sih, elemen lain yang saya suka dari film ini yaitu film komedi dan berhubungan dengan sulap, It's a Perfect Combination! 

Film ini ngga menampilkan komedi-komedi yang bikin ketawa sampe lemes sih, tapi justru memberikan inspirasi baru dalam dunia entertainment dan persahabatan. Saya setuju banget kalo si Jim Carrey jadi peran si "pengacau" di film ini karena cocok banget. 

Di 3/4 film saya agak terkejut karena disitu ditampilkan David Copperfield. Ya betul! David Copperfield sebagai cameo
di film itu. Pembawaan gambarnya juga dimiripkan seperti kita menonton acara sulap di panggung Las Vegas sesungguhnya. Ada lampu, musik, dan penontonnya. Dan sudah pasti ada efek-efek khusus ala Hollywood yang agak lebay supaya lebih mantap.

Peran Jim Carrey yang ngeselin bisa jadi bumbu dari film ini, ditambah keberadaan Olivia Wilde yang pernah dinyatakan sebagai Sexiest Woman Alive ini makin bikin bumbunya jadi mantap. Tapi sayang partner si Steve Carrel harus dimainkan oleh Steve Buscemi, andai ada pemeran lain yang lebih enak dilihat haha...

Komedi ringan ini cocok banget buat acara nonton keluarga waktu liburan. Ngga perlu mikir berat-berat kok, cuma ikutin jalan ceritanya aja. Jadi saya kasih nilai : 7.2/10 (Cocok Untuk Koleksi)

Life of Pi (2012)

Sekali lagi saya menegaskan dalam hati, jangan melihat film cuma dari posternya. Saya nyesel banget ga bisa nonton film ini di bioskop karena udah underestimate duluan sama posternya. Kirain ini film India yang membosankan, ternyata lagi-lagi saya salah, dan menyesal gantung diri.

Fakta unik dibalik film ini, adalah disutradarai oleh Ang Lee seorang keturunan Taiwan, cerita bersetting di India, dan film di Produksi oleh FOX yang sudah pasti punya Hollywood USA. Makanya film ini sudah pasti ngga ada joget-jogetan ala India nya. Tapi justru keunikan itu yang bikin film ini makin keren.

Berawal dari opening title yang menampilkan beberapa hewan di kebun binatang, ditambah warna-warni tumbuhan udah bikin mata adem. Musik pendukungnya juga bikin betah nonton terus. Sampai akhirnya cerita dimulai makin buat saya ngga bergerak dari kursi.

Sebenarnya sih ceritanya simple, berdasarkan cerita sehari-hari. Bisa dibilang lebih mirip cerita film India sih, tapi karena dikemas ala Hollywood jadi ngga ada kesan..maaf..norak gaya Bollywood. Efek CGI dan sound effect nya juga keren kayak saya. Dari jalan ceritanya yang datang masalah bertubi-tubi, membuat kita merasakan kehidupan si Pi yang sebenarnya. Banyak inspirasi yang bisa diambil dari cerita ini. 

Film ini mengingatkan saya pada film Cast Away, The Terminal dan sejenisnya. Hidup sendirian di tengah masalah yang haus di hadapi membuat seseorang bisa berubah untuk selamanya. Ah, ngga asik kalo saya kasih spoiler disini. Coba nonton film ini dari awal sampai akhir, semoga bisa mengispirasi. Nilai dari saya : 8/10 (Recommended Movie!)

Minggu, 14 Juli 2013

Be Proud of Who You Are

Awal dengar lagu ini di tv commercial FOX channel, langsung aja nempel di kuping. Irama & lyric reffrainnya yang gampang diingat resanya klik banget. Tapi waktu awal denger ini, terkesan si Mika (penyanyinya) lagi mengelu-elukan seseorang. Siapa dia? Artis? Rockstar? atau President? ternyata eh ternyata, si Mika lagi memotivasi kita (pendengar lagu ini) untuk harus tetap bangga menjadi diri sendiri. Itupun baru saya ngerti setelah mendengar keseluruhan lagu ini. Rasanya kalo lagu ini diputar setiap kita lagi down bisa bikin semangat hidup up lagi. Jadi, ngga usah iri sama kehidupan orang lain karena apapun yang kita miliki dan kita lakukan, just do it because the real is... everybody wanna live your life.

Lyrics to Live Your Life :
You've got the whole world in your pocket
But you just don't know
Everybody's smilin' at you everywhere you go
It's like you've got that secret
That everybody else wants to know

Anywhere you are is just like home to you
From the beaches in Manila
Down to Katmandu

Yeah you've got that secret
That everybody else wants to know
But you won't ever let it go oh

Everybody wanna hold your hand
Everybody wanna shine that bright
Everybody wanna say they can
Everybody wanna live your life

Everybody wanna talk like you
Only wanna do the things you do
'Cause they always gonna turn out right
Everybody wanna live your life

We take a whole room full of strangers
And we make them friends
We do it all around the world
Just so it never ends
It don't matter where we're coming from or going to
You're the only one that ever turns a grey sky blue
And everybody needs a friend like you

Everybody wanna hold your hand
Everybody wanna shine that bright
Everybody wanna say they can
Everybody wanna live your life

Everybody wanna talk like you
Only wanna do the things you do
'Cause they always gonna turn out right
Everybody wanna live your life

SOMOS CIUDADANOS DEL MUNDO, ASI
YO SIEMPRE A TU LADO Y TÚ JUNTO A MI
EL MUNDO ESTÁ EN TUS MANOS, NO LO SABES YA
COMO UN DIAMANTE SIEMPRE BRILLARA

Everybody wanna hold your hand
Everybody wanna shine that bright
Everybody wanna say they can
Everybody wanna live your life

Everybody wanna talk like you
Only wanna do the things you do
'Cause they always gonna turn out right
Everybody wanna live your life


Senin, 08 Juli 2013

Seorang Tante yang Anti Uang Receh

uang receh
Pernah bertemu orang yang begitu anti dengan uang receh? Saya mengalaminya, beberapa hari lalu.
Seperti biasa, pukul 6 sore saya ke warung makan langganan saya buat makan malam, sebuah warung masakan Padang yang berada di daerah Sultan Adam. Saya lebih suka dibungkus, lalu menyantapnya di rumah. Begitu pula hari itu. Saya dilayani oleh anak si pemilik warung, sementara ibunya, pemilik warung, melayani seorang tante yang baru saja selesai makan di sana bersama suaminya dan mau bayar.
Tante itu menyodorkan uang seratusan ribu. Pemilik warung pun membuka lacinya, mencari-cari uang kembalian. Tapi rupanya ia tidak menemukan uang yang pantas, sehingga mau tak mau menghitung uang receh yang ada untuk kembalian. Melihat itu, si tante langsung mengeluh, "Aduh... uang receh...!"

Ia mendatangi suaminya yang sudah duduk di atas motor untuk minta uang yang lebih kecil agar tidak perlu mendapat kembalian uang receh. Setelah itu si tante kembali ke kasir lalu menyerahkan uang yang lebih kecil tadi.
Namun rupanya uang yang lebih kecil itu pun masih mengharuskan si pemilik warung memberi kembalian uang receh yang besarnya dua ribu rupiah. Si tante anti uang receh tidak terima dan kesal. Saya yang berdiri di sampingnya jelas geram. Uang dua ribu receh saja kok dipermasalahkan?! Ingin saya berikan saja selembar uang dua ribu biar tante ini segera diam, atau kalau perlu saya ceramahi: ngapain sih uang dua ribu receh dipermasalahkan, kalo nggak suka ya masukin aja ke kotak sumbangan! (Kebetulan di warung tersebut memang standby kotak sumbangan untuk rumah sakit dhuafa).
"Tunggu ya mbak, saya cari ke dalam...," kata si pemilik warung.
Sementara pemilik warung ke dalam dan tante tadi menunggu di samping saya, pesanan saya beres.
"Berapa mas?" tanya saya pada si anak sambil mengeluarkan uang dari saku. Ada selembar sepuluh ribu dan dua lembar dua ribuan.
"Sepuluh mas," jawabnya dengan seulas senyum.
Saya serahkan selembar sepuluh ribuan. Tersisa empat ribu. Saya segera tahu akan saya apakan uang empat ribu tersebut. Dengan wajah seolah tak tahu apa yang terjadi, saya masukkan uang empat ribu itu ke kotak sumbangan.
Saya segera naik ke motor. Sebelum menekan tombol starter, saya tengok tante tadi. Ia tampak mengambil uang dari dompetnya kemudian memasukkannya ke kotak sumbangan.
Saya tersenyum, lalu menyalakan motor dan meninggalkan warung tersebut. Saya tidak tahu lagi bagaimana soal uang dua ribu tadi, namun saya puas, bisa mengajari tante tadi di mana tempat yang bagus buat menyimpan uang receh.[]

Minggu, 30 Juni 2013

Hal Aneh yang Menimpaku 25 Juni Lalu

Ulang tahun, tidak menyangka itu juga terjadi padaku. Ternyata aku juga bisa ulang tahun! Ada banyak sekali yang mengucapkan "HBD" di wall facebook, bahkan hingga sulit membalasnya satu-satu. Beberapa teman dekat juga mengirim ucapannya lewat pesan singkat.

Aku belajar banyak hal pada peristiwa langka ini. Di antaranya, orang yang ulang tahun itu harus berharapkan bisa lebih baik lagi daripada usia sebelumnya, lebih serius kuliah, jualan tambah laris, rezeki tambah banyak, ibadah lebih rajin, dan yang pasti lebih dewasa.
Orang ulang tahun juga diharapkan mentraktir makan teman-temannya, tak peduli itu bulan muda atau bulan tua. Beruntung teman-teman yang memintaku mentraktir itu jauh-jauh semua, jadi ada alasan untuk mengelak. :)
Aku juga belajar bahwa ketika ulang tahun, yang paling kamu pikirkan bukanlah siapa yang memberimu ucapan ulang tahun, melainkan siapa yang tidak. Kamu berharap beberapa orang tertentu mengucapkan selamat, namun ternyata tidak. Ulang tahun memang aneh.

Minggu, 23 Juni 2013

Have a Good Time In Yogyakarta (Day 3)

Dan akhirnya sampai juga di hari terakhir petualangan kami di Yogyakarta. Seperti janji saya dari awal ke teman-teman yang lain : Kalau mau belanja di hari terakhir aja. Dan terjadilah "balas dendam" belanja. Kami mulai keluar kamar hotel menuju pasar Beringharjo untuk belanja pada jam 9.30 pagi. Agak telat untuk sarapan, tapi ya sudah lah. 

Makan sarapan sekaligus makan siang di Malioboro, kami memilih rumah makan yang menjual gudeg. Entah memang sudah kecanduan gudeg atau memang doyan? Seperti biasa, parkir disini harus extra usaha. Selain tempatnya terbatas, areanya juga sempit. Masih lebih baik dibanding cari parkir di Kuta, Bali. Untunglah para penjaga parkir disini sangat ramah, jadinya kami lupa kalau cari parkir disini susah. Ngga tau apakah karena mereka sedang melayani turis, atau memang beneran baik ya? Karena sepanjang kami lewat dan berbelanja disana semua penjaganya baik hati dan murah senyum. Memang sih ngga semuanya, ada juga beberapa penjual yang agak judes, tapi sepanjang jalan masih lebih baik orang-orangnya.


Belanja Gila-Gilaan.
Kalau belanja disini harus jaga iman, karena biarpun kelihatannya murah meriah tapi kalau over budget bisa masalah juga nantinya. Seperti yang saya alami, untuk budget belanja saya pikir 150ribu saja sudah cukup, tapi ternyata saya harus mengorek lebih dalam isi dompet saya (ngga di korek sih, yang bnernya ambil di atm haha). Over budget 200ribu, jadi total saya keluar hampir 350ribu saya keluarkan untuk sekedar belanja oleh-oleh. Jadi budget total saya yang saya perkirakan cuma habis 500ribuan, harus keluar 750ribu. Wah, rugi bandar haha. Tapi tetap aja saya puas dengan perjalanan kali ini, karena kurang dari 1juta Rupiah (sudah termasuk tiket kereta PP, hotel 2 malam, makan dan belanja) saya bisa menikmati petualangan yang tak terlupakan. Di tambah lagi bersama teman-teman yang memang sehati.

Kembali ke belanja, jangan lewatkan beli panganan khas Yogyakarta ; Bakpia pathuk. Harganya berkisar 25-28ribuan, tergantung merknya. Selain bakpia ada juga wingko babat, dan  lainnya. Belanja kali ini benar-benar melelahkan, karena banyak toko yang kami datangi dan berusaha mendapatkan harga terbaik (bilang aja ngga mau rugi haha). Sekedar tips untuk belanja di pasar Beringharjo, seperti hal nya belanja di pasar tradisional lainnya tawarlah harga setengah harga dari harga yang diberikan. Walaupun agak lama bertransaksi, tapi justru disinilah seni belanja yang sebenarnya. Tapi jangan sampai kalap kalau dapat harga murah, nanti bisa beli yang ngga perlu.

Pulang Menuju Jakarta
Blangkon Hotel - Jl. Prawirotaman No. 17
Setelah kelelahan belanja berkeliling jalan Malioboro dan beli bakpia pathuk langsung di pabriknya, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 15.30 waktunya kami bersiap menuju stasiun kereta karena kereta kami berangkat pukul 18.00. Kami masih harus kembali ke hotel untuk mengambil barang kami dan segera ke stasiun. Untunglah hotel yang kami tempati sangat pengertian dengan kami. Karena barang bawaan kami banyak dan harus check out pukul 14.00, kami minta titip barang kami, dan mereka mengizinkan tanpa dipungut biaya. Asiknya lagi, semua barang bawaan kami disimpan di 1 kamar, dan kami boleh menggunakan fasilitas kamar itu selama barang kami titip, wah makasih mbak resepsionis (yang ngga mau menyebutkan namanya, panggil saja Bunga). Untuk rasa terimakasih kami, saya meminta semua petugas hotel untuk berfoto bersama kami di luar hotel. Padahal saya sudah bilang mau tulis ulasan hotel ini ke blog saya (dan terbukti kan?) tapi mbak Bunga tetap ngga mau diajak foto, jadinya petugas yang lain ikut-ikutan ngga mau deh. Ya sudah, kami numpang foto aja di depan hotel.

Selesai foto, mengambil barang, kami pun pamit ke semua petugas hotel. Sudah seperti keluarga dan sahabat aja kami selama 3 hari ini. Untuk perjalanan berikutnya kalau mau ke Jogja lagi, saya fully recommended ke hotel ini. Nama hotelnya Blangkon Hotel, Jalan Prawirotaman No. 17. Untuk kamar rombongan yang non AC harganya 40ribu (45ribu high season) dan 75ribu AC. Semoga harganya ngga naik kalau kita kesana lagi haha.

Menunggu kereta datang (Stasiun Tugu)
20 menit kemudian kami sudah sampai di Stasiun Tugu menggunakan motor sewaan kami. Kok bisa ke stasiun bawa motor sewaan? itu lah enaknya di hotel ini, semua bisa diatur. Tinggal bilang ke penjaganya kita akan pakai sampai stasiun, mereka mengijinkan. Yah, kasih sedikit tips aja biar semua senang, beres kan? Kira-kira sampai stasiun jam 17.00 itu artinya tinggal sejam lagi kami berangkat kembali ke Jakarta. Menunggu kereta di peron sambil bercanda dengan teman-teman itu seru banget. Sayangnya moment seperti ini ngga bisa didapat setiap hari, apalagi kalau jalan-jalan seperti ini jadi harus dinikmati selagi bisa. Ternyata bukan cuma kami aja yang pulang serombongan, banyak juga yang akan kembali ke Jakarta dengan rombongan masing-masing. Untunglah kami masih kebagian tiket.

Jam 17.45 kereta sudah datang, kami langsung berhamburan menuju kereta mencari kursi masing-masing sesuai nomor tiket. Memang energi teman-teman saya ini ngga ada habisnya, karena selama perjalanan mereka masih aja ketawa ketiwi, main kartu, mondar-mandir. Tapi akhirnya mereka tepar juga setelah jam menunjukkan pukul 23.00. Mungkin karena sudah bosan juga. Gimana ngga bosan? perjalanan 8-9 jam.

Welcome Home to Jakarta.
Stasiun Senen sudah tampak di jendela kereta kami, saatnya kami pulang. Jam 3.20 pagi kami sampai di stasiun Senen Jakarta. Dan sampai di stasiun Senen lagi lah kebersamaan ini harus selesai. Kami pun kembali ke tempat tinggal masing-masing. Ada yang dijemput pacaranya, ada yang naik taksi, ada juga yang naik angkot termasuk saya haha. Sungguh perjalanan 5 hari (Kamis malam sampai Senin Pagi) yang takkan terlupakan. Kota Yogyakarta yang membuat kangen (malah saya buat tulisan ini sudah pingin kesana lagi haha), dan teman-teman yang super. Bisa ngga kita ulangi moment seperti ini lagi? Semoga... Secepatnya... :)

Mau lihat serunya? Nonton ini dulu ya :

Credit Title
Tim Plesir :
Wahyu - Liya - Nia - Haya - Novan - Indra - Wijaya - Feybert - Ria - Heny - Didiet

Special Thanks to
Additional :
Tea - Miko

Minggu, 16 Juni 2013

Have a Good Time In Yogyakarta (Day 2)

Kurang tidur karena semalaman di kereta & jalan seharian di hari 1, saya pikir akan membuat semuanya bangun kesiangan. Tapi ternyata nggak! Mereka udah pada bangun dan siap "tempur" lagi jam 7 pagi. Gilak! para pecinta liburan ini emang ga ada matinya. Setelah semua sudah bangun, kami ngobrol dan review lagi jalan-jalan kemarin. Karena ada beberapa dari kami yang memutuskan untuk mengunjungi tempat lain, akhirnya kami jadi tau apa aja yang seru ditempat lainnya. Tapi hari ke 2 ini kami sudah sepakat untuk konvoi bersama menuju taman nasional Gunung Merapi dan diteruskan menuju Candi Mendut dan Candi Borobudur. 

Petualangan Dimulai Lagi!
Perjalanan dimulai jam 8.15 pagi, kami sudah siap di depan hotel. Dengan bermodalkan tumpangan masing-masing (motor sewaan) kami siap untuk konvoi hari ini. Sebelumnya kami sempatkan untuk sarapan di depan Pasar Bringharjo. Pecel lontong dan teman-temannya rasanya enak banget pagi itu. Apakah memang beneran enak atau memang kami lagi lapar banget ya? Pecel lontong ditemani es teh manis paduan yang ajib, sayang saya lupa harganya, tapi tenang aja, masih dalam level aman (alias murah) kok.

Selesai makan kami melanjutkan perjalanan. Awalnya masih bingung karena belum tau darimana kami mulainya? Karena kami juga ngga tau jalan menuju kesananya. Dan... lagi-lagi GPS dan HP butut saya berjasa banget kali ini. Tinggal tunjuk tujuan, dan udah ketauan jalur mana aja yang harus kami ambil menuju taman nasional Gunung Merapi. Karena saya yang pegang setir (supir kalee..) jadinya Nia (teman saya) yang jadi navigator, walaupun beberapa kali salah baca arah peta (haha, sorry ya Nia). Modal GPS dari HP butut dan navigator pemula, semua teman-teman yang konvoi ikut di belakang kami. Wah, kalo nyasar bisa berabe nih haha. Tapi untunglah warga Yogyakarta itu baik banget, karena pada satu tempat GPS saya ngga berfungsi (mungkin sinyalnya putus) dan harus bertanya ke orang lain. Saking baiknya, dia sampai rela menunjukkan jalannya. Wah, makasih yah bu.. 

Bukan itu aja, untunglah Nia bisa menghubungi temannya yang tinggal di Jogja yang bersedia untuk mengantar kami. Dengan janjian di Universitas Gadjah Mada, kami lanjutkan perjalanan, tapi kali ini full speed haha. Kelihatannya alam lagi ngga bersahabat pagi itu, karena langit makin lama makin gelap dan awannya makin tebal. Sepanjang jalan kami berharap supaya ngga turun hujan. Tapi... benar juga, alam lagi ngga bersahabat, jadinya kami harus beberapa kali menepi supaya ngga kehujanan. Tapi memang dasarnya petualang sejati semua, ngga mau kalah sama alam akhirnya kami putuskan tetap jalan walaupun pakai jas hujan. Naik gunung, "agak" ngebut, hujan-hujanan, rame-rame, benar-benar hal yang nga bisa dilupakan. Rasanya boleh kapan-kapan kita coba lagi ya guys! haha...

Taman Nasional Gunung Merapi
Sampai di dekat gunung merapi, kami berhenti sejenak di lereng sebelah kiri jalan. Ngga tau namanya apa, tapi pemandangannya Amazing banget. Karena jalannya basah setelah hujan, beberapa teman saya ngga berani turun sampai ke ujung lereng. Kalo saya sih, emang dasarnya suka yang beginian jadi hajar terus haha.  Kami cuma berfoto-foto di sekitar lereng lalu melanjutkan perjalanan yang masih +-1km lagi untuk sampai ke taman nasional gunung merapi. Setelah sampai, saya agak kecewa, kok gini ya? Kenapa saya bilang "kok gini ya?" kaerna setiap jengkalnya jadi daerah komersil.

Mulai dari masuk kompleks taman nasional, kami sudah di cegat untuk bayar masuk (lagi-lagi saya lupa harganya...maaf ya), lalu harus rela memarkirkan motor kami di depan yang berarti kami harus berjalan kaki untuk meneruskan perjalanan. Untuk naik keatas kita harus berjalan kaki yang +-2km baru sampai ke museum gunung merapi, atau menyewa motor trail seharga RP.50ribu atau mobil Jeep seharga Rp.650ribu. Awalnya kami memutuskan untuk jalan kaki saja, tapi lagi-lagi hujan turun lebih deras. Kami menunggu sampai hujan reda sambil makan siang di warung sekitar situ. Tapi rasanya sudah ngga ada waktu lagi, kami pun mengurungkan niat untuk naik keatas. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 14.30, dan kamipun balik badan bubar jalan.

Menuju Candi Borobudur
Untuk mengejar waktu ke Borobudur yang masih +-40km lagi, akhirnya kami tinggalkan gunung merapi dengan kekecewaan. Untunglah cuaca sudah agak lebih baik dan kami langsung memacu motor kami. Tampaknya perjalanan kembali dari gunung merapi lebih harus berhati-hati, karena jalanannya cenderung turunan tajam yang membuat motor kami ngacir lebih cepat. Perjalanan kami bisa lebh cepat karena sepertinya jalan terlihat lengang, atau mungkin teman Nia (namanya Miko) menunjukkan kami jalan pintas ya? Jalan yang kami lalui terlihat banyak kebun salak di kiri dan kanan. Pasti sudah tau kelanjutannya kan? Ya, kami berhenti sejenak untuk membeli salak haha. Saya pun sesekali makan salak "sample" gratisan dan mbok nya, lumayan...enak...gratis lagi... 

Ngga jauh dari perjalanan setelah membeli salak, hujan harus turun lagi. Kampiun memutuskan kembali memakai jas hujan dan melanjutkan perjalanan. Hujan, terang, hujan, terang, cuaca yang labil. Makin mendekati jalan Borobudur, jalan makin macet. Dan hal yang ngga saya inginkan terjadi, terpisah dari konvoi (Aduuuh!!) Tapi naluri "supir" saya langsung on dengan cara mengikuti petunjuka jalan, mudah-mudahan ngga kesasar.  Ditambah lagi ada jalan alternatif ke Borobudur yang ditunjukkan warga sana. Sampai beberapa ratus meter mengikuti jalan, kami masih terpisah dnegan teman-teman kami. Akhirnya sang GPS pun turun tangan. Ternyata jalan yang kami ambil sudah benar, tapi kok masih belum ketemu teman-teman yang lain ya? Berinisiatif menelpon "kawanan" yang lain, akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di Candi Mendut. Kira-kira 20 menit kemudian akhirnya kami bertemu lagi. Makin dekat dengan kawasan Borobudur membuat kami makin semangat, karena akhirnya kami sampai juga.

Di depan pintu Borobudur, jalan makin padat. Ternyata ratusan bahkan ribuan orang berebut masuk ke dalam Borobudur untuk mengikuti jalannya perayaan Waisak. Wah, ternyata orang sedunia datang kesini semua. Memang bisa dibilang Borobudur ini Ka'bah nya orang Buddha. Setelah mendapatkan tempat parkir (yang susssssah banget dicarinya) kami langsung menuju pintu masuk utama. Banyak polis berjaga-jaga di depan pintu masuk. Ternyata pintu masuk sudah ditutup untuk umum, cuma peserta ritaul aja yang boleh masuk lewat sana. Tanpa pikir panjang lagi kami langsung mencari pintu lainnya. Dan, sudah bisa diduga, ribuan orang sudah mengantri di pintu yang sama. Kami mengantri seperti mengantri nonton konser. Ditambah dikiri dan kanan kami banyak orang yang berbeda bahasa ngomong berbarengan. Ada bahasa Jawa, Jakarta, Inggris, Jerman, Jepang, Mandarin. Wah, serasa nonton konser beneran haha.

Berdesak-desakan seperti ikan teri di kantong plastik, saling dorong tapi untungnya masih tertib. Ditengah antrian hujan rintik rintik mulai turun, what a perfect situation. Tapi karena ditengah kerumunan orang banyak, jadinya gerimis pun ngga berasa. Bisa dibayangkan, untuk melewati 1 pintu kami harus rela mengantri selama 30-40 menit. Dan pintu yang harus dilewati ada 3, ya ngga salah liat, ada 3. Mulai antri jam 17.00, kami sampai di dalam jam 19.15. Harap-harap cemas semoga hujan ngga turun lebih deras lagi, karena tujuan kami kemari di malam hari cuma untuk menyaksikan pelepasan 1000 lampion. Setelah menunggu lama (kerena Menteri Agama telat datang, tipikal orang Indonesia) akhrinya acara ditunda sampai pak Menteri datang. Dan...lagi-lagi hujan mulai rintik-rintik lagi sampai deras. Payung mulai bermunculan di tengah kerumunan membuat kami ngga bisa melihat ke depan. Kami yang masih penasaran masih bertahan di tengah lapangan manusia. Hujan yang makin deras sepertinya ngga ada tanda untuk berhenti. Beberapa dari kami mulai mundur hingga akhirnya ngga ada yang sanggup bertahan lagi. 

Di tengah hujan kami keluar dari kompleks Borobudur. Ngga pakai payung, ngga pakai jas hujan, kami menuju pintu keluar yang jaraknya +-1km. Basah luar dalam (bener-bener sampai dalam haha). Setelah insiden mandi hujan itu, kami putuskan untuk makan yang hangat-hangat, Mie Bakso jadi pilihan. Makan lahap karena perut lapar setelah jalan jauh & kehujanan. Setelah sudah siap untuk pulang, akhirnya kami segera meninggalkan Borobudur, lagi-lagi dengan kekecewaan.

Perjalanan Pulang Yang Menegangkan
Sampai kami pulangpun hujan masih deras. Perjalanan ditangah hujan di tengah malam saja sudah cukup menegangkan. Tapi yang ini, Pulang malam hari, hujan, kecepatan 60km/jam (kalo ngga segini bisa ketinggalan), ngga tau jalan ditambah angin yang kadang bertiup kencang. Mungkin kalo cuma ngebayangin biasa aja, silahkan dicoba deh haha. Yang bikin makin susah, saya harus membuka mata waktu ngedarain motor disaat air hujan masuk kemata dan tiupan angin menerbangkan jas hujan kami. Jalan gelas banget, bagaimana kalo ditengah jalan ada lubang? duh, ngga kebayang deh.

Perjalanan 1,5 jam rasanya 1,5 hari (agak lebay sih). Hati mulai tenang waktu melihat tulisan "Selamat Datang di kota Yogyakarta". Ditambah hujan sudah berhenti, akhirnya cobaan itu lewat juga haha.. Sesampainya di hotel, langsung pada berebut untuk pakai kamar mandi. Baju basah membuat mereka ngga betah pingin segera mandi. Tapi jangan kira setelah sampai hotel mereka mandi langsung tidur, ternyata masih ada juga yang masih sanggup untuk nonton Final Liga Champion, haha edan. Saya pun diajak untuk mencoba minum susu jahe di angkringan dekat hotel. Saya pikir cuma sebentar, Ok lah, tapi ternyata kami lupa waktu sampai pukul 3.15 pagi haha.

Segera kembali ke hotel dan berbaring di tempat tidur, ahhh surga dunia. Dan beberapa menit kemudian saya sudah kealam mimpi haha.

Mau lihat serunya perjalanan kami? Lihat video berikut ini

Keseruan masih berlanjut di Hari 3. Baca terus yuk...