Senin, 17 Desember 2012

KOIN the movie

Mungkin ini salah satu genre film yang cocok untuk saya buat. Bukan berarti menutup genre lain yang bisa saya buat, tapi sepertinya untuk permulaan membuat genre komedi terasa lebih nyaman untuk saya. Sebenarnya, saya lebih menyukai film genre action, sci-fi dan mistery tapi sepertinya untuk saat ini genre komedi saja dulu karena hanya membutuhkan ide dibanding property yang pastinya membutuhkan lebih banyak budget daripada ide saja.

aktor-director-ass.director
Berawal dari melihat hal kecil sehari-hari yang saya buat menjadi lebih kompleks. Saya melihat sebuah koin yang mungkin saat ini dipandang sebelah mata atau mungkin sudah ngga ada yang peduli lagi. Tapi sebenarnya dari hal yang kecil ini bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Dan coba-coba tulis sedikit, malah berlanjut jadi cerita yang kompleks. Ditambah lagi referensi dari film pendek yang pernah saya tonton sebelumnya menjadikan kumpulan cerita yang akhirnya bisa dirangkum menjadi film ini. Apalagi saya bertekad untuk selalu membuat film se-low-bugdet mungkin. Cuma bermodal koin 500 perak dan beberapa lembar uang ribuan kertas sepertinya bukan hal yang sulit. Hingga akhirnya saya memulai mencari pemain yang cocok untuk memainkan film ini. 

Minjem teras tetangga
Bembeng pernah bermain di film "6" sebagai pemeran pembantu. Karena saya melihat semangatnya untuk membuat film dan ditambah saat itu cuma dia yang punya kamera (wah, ketahuan deh akalnya) akhirnya dia calon kuat pemain film ini. Berbekal property dan lokasi yang gampang didapat dan bantuan dari teman-teman yang juga semangatnya masih tinggi akhirnya produksi ini dimulai.

Cuma butuh 3 hari untuk proses shooting. Itupun karena kehabisan baterai dan cuaca yang kurang baik tapi kami tetap semangat mengerjakannya. Dengan bersenjatakan camcorder mini dv jadul, tripod (agak seret) dan 3 orang crew kami mondar mandir di lokasi yang jaraknya cuma disitu-situ saja. Tapi karena trik kamera jadi seolah jalanan yang ditempuh itu jauh sekali, haha. 

Untuk lokasi teras rumah, kami terpaksa meminjam teras rumah tetangga bembeng untuk lokasinya dan harus buru-buru karena ngga enak kalo dipake lama-lama. Unungnya mereka baik, malah sempat tanya "kapan shooting lagi? shooting di dalam rumah juga boleh kok" haha.

Untuk yang penasaran dan belum nonton filmnya, sok mangga atuh ditonton film nya...


Gimana? ancur? lucu? norak? terserah apa aja penilaian kamu tapi yah, itulah hasilnya. Dan alhamdulillah film norak ini sudah ditonton lebih dari 1000 kali di YouTube (saya aja ngga percaya tapi percayalah). Mungkin kalo saya ngga ikut sertakan film ini di Hellofest 7 dan KasKus Fovie ngga akan ditonton lebih dari 1000 kali. Malah yang lebih membanggakan lagi film ini sempat dibahas di satu koran di Yogyakarta yang kebetulan meliput acara KasKus Fovie. Jujur aja waktu ngeliat ini langsung merinding, nyut-nyutan, panas dingin, meriang (lebay ah..). Apalagi beberapa hari setelah diketahui pemenang KasKus Fovie tahun 2010 lalu (walaupun film ini ga menang) ada satu blog yang menulis kalo harusnya film ini setidaknya masuk di juara 3. Memang kebetulan saat itu tema dari fetival film ini : Pahlawan. Sebetulnya sih ga nyambung sama filmnya, tapi karena memang mau ikut-ikutan aja, makanya film ini yang saya ikut sertakan. Ini sedikit screenshot dari blog yang nulis film ini. Terimakasih untuk pemilik blog ini yang sudah menghargai karya saya ini (lihat blog aslinya di : http://ulasansingkat.wordpress.com/2011/11/13/lomba-film-pendek-online-forum-movies-kaskus/


Dan seperti biasa beberapa bulan setelah film ini menyebar di internet, teman-teman pendukung meminta melanjutkan untuk membuat film sejenis. Dan akhirnya saya membuat sequel film ini yang berjudul KOiN jilid 2.
Foto-foto behind the scene bisa dilihat klik disini

Credit Title : 
Bembeng, Kiki & Diki (pengamen), Bang Bodong (supir angkot)
 
Ass. Director : Indah Prameswari
Story, Camera, Editor, Producer, Director : Didiet Triquetra 

Peralatan : 
Camera : JVC GE-DA30
Editing Software : Pinnacle 9.3


Minggu, 16 Desember 2012

6

Untuk sebagian orang yang belum tau, saya mau kasih tau dulu kalo film pertama saya yang benar-benar saya publish dan ikutkan di festival film adalah film 6 ini. Film ini adalah film pertama saya yang sekaligus dengan "nekat" nya saya ikutsertakan di GANFFEST (Ganesha Film Festival) di Bandung yang diselenggarakan oleh Universitas ITB.

Kalo melihat sekilas dari posternya, kira-kira udah ketangkap belom genre film ini apa? Kalo kamu jawab film mistery, berarti ga salah saya memilih poster ini. Proses pemilihan poster ini adalah melalui voting di FB yang akan saya ceritakan nanti.

Sinopsis dari film ini : Icha (Rissa Narulita) mengalami hal aneh setelah mendapatkan mimpi buruk. Fenomena ini membuat hidupnya menjadi terusik hingga ankhirnya Ia mendapatkan jawabannya sendiri tepat dihadapannya.

Sayang sekali film ini ngga bia di share di YouTube karena keterbatasan limit waktu yang disediakan cuma 10 menit (durasi film 20 menit). Tapi kita masih bisa lihat trailernya di Youtube.


Calling Entry
Karena film pertama, jadi saya ngga muluk berharap menang di festival. Bisa masuk nominasi saja sudah prestasi untuk saya. Walaupun saya ngga dapat keduanya (pemenang & finalis) setidaknya saya dapat undangan malam award nya di salah satu Hotel (maaf saya lupa namanya) di daerah Ciumbuleuit, Bandung. Begitu masuk calling entry dan mendapat undangan via e-mail, saya langsung minta cuti dan siap-siap menuju Bandung dengan budget seadanya.

Sedikit info, film ini diproduksi selama 3 minggu. Kenapa segitu lama? karena kami cuma punya waktu shooting setiap sabtu dan minggu dari pukul 10 pagi sampai jam 5 sore. Ditambah proses shooting dikerjakan pada bulan Ramadhan dan semuanya sedang puasa. Walaupun hasilnya kurang maksimal dari semua sisi (pemain, alat, dan lokasi) tapi setidaknya saya puas dengan pencapaian yang didapat saat itu. Saya jadi mulai berpikir bahwa, membuat film independent (yang notabene minim budget) tidak bisa menuruti skenario yang rumit. 

Kalau tidak merasakan sulitnya membuat film, jadi kurang seru pastinya. Tapi bukan berarti kita mencari-cari kesulitan. Tetap membuat film low budget dengan cara yang masuk akal. Justru memutar otak supaya low budget dan terhindar dari kekurangan itu tantangannya. Apalagi dibantu temen-teman yang dengan rela membagi waktunya membantu pembuatan film ini. Walaupun sayang, mereka tidak bisa hadir di malam awardnya. Oh iya, selain saya ingin berterimakasih untuk teman-teman yang membantu proses produksi, saya juga ingin berterimakasih untuk teman-teman yang dengan senang hati memilih poster yang cocok untuk film ini. Kenapa kami adakan voting poster? karena saya sebenarnya masih bingung menentukan seperti apa posternya, dan juga sedikit banyak untuk ajang promosi untuk film ini. Mau tau seperti apa saja poster yang harus dipilih? klik disini.

Dan akhrnya karena satu dan lain hal, akhirnya saya membuat penyatuan dari design yang ada dan dibuat sesimple mungkin. Hasilnya seperti yang kita lihat di awal tulisan ini.

Credit Title :
Rissa Narulita - Reza Moerai - Syachri - Bembeng - Yuanita - Efi Sri Handayani

Cameraman : Bembeng
Ass. Director : Efi Sri Handayani
Producer : Rissa Narulita
Story, Editor, Music, DOP, Director : Didiet Triquetra

Peralatan :
Camera : JVC GE-DA30
Editing Software : Pinnacle 9.0

Bikin Music Cover yuk..!

Pernah tau apa itu music cover? Music cover itu gampangnya adalah memainkan kembali lagu dari penyanyi/grup/band dengan cara kita sendiri. Makin lama makin populer di YouTube. Sebut saja David Choy dan Sam Tsui yang sudah populer duluan di dunia per-YouTube-an dengan modal bikin music cover dari lagu-lagu yang sedang hits. Kalo mau bikin music cover sebaik mereka rasanya harus belajar beberapa tahun lagi. Tapi daripada pasrah dan ga pede sama kemampuan kita, kenapa kita ga bikin yang sederhana aja dulu? Misalnya mainin sedikit atau mungkin keseluruhan dari lagunya. Ga usah repot-repot aransemen ulang, dengan kita memainkan kembali lagu dari artis itu aja udah bagus kok. Nah, sebelum mulai bikin music cover, sebaiknya baca dulu tips dari saya ini ya :

1. Persiapan
photo : musicademy.com
Ini kudu-harus-wajib lah. Kalo ga ada persiapan mana bisa ngerjain hal beginian? Selain persiapan, ya harus niat juga, kalo ga ada niat udah pasti ga ada persiapan yang akhirnya ga jadi mulai (apaan sih?). Persiapan mulai dari lagu yang mau dibawain, pelajari lagunya, persiapkan alat rekamnya, dan yang pasti internet kenceng buat upload.




2. Mulai Eksekusi
Udah siap semuanya? ayo mulai eksekusi. Untuk hasil terbaik coba hal berikut :
  1. Pakai kamera dengan resolusi bagus seperti camcorder atau DSLR. Tapi kalo ngga ada ya ga usah sedih, masih bisa pakai alat lain seperti kamera iPod, atau HP. Untuk kamera HP setting di resolusi terbaik, dan kalau bisa jangan pakai format 3gp. Ngga mau kan hasilnya kotak-kotak?
  2. Sebaiknya rekam hasil suara (alat musik atau vocal) ke device lain. Maksudnya, jangan mengandalkan hasil rekaman suara dari kamera kita, kecuali memang terpaksa contohnya : main piano yang ngga ada colokan outputnya, atau gitar akustik yang masih jadul. Coba di akalin dengan cara merekan pakai mic tambahan dan berharap suaranya jadi lebih baik. Kamera tugasnya merekam aksi kita, sedangkan suara sebaiknya kita rekam di PC, laptop, atau alat perekam lain yang nantinya kita satukan waktu editing. Jadi hasil suara yang didapat bisa maksimal.
  3. photo : mobile.osnews.com
  4. Setelah semua sudah didapat, saatnya kita edit. Disini kreasi kita mengedit sebagus, seunik dan sekreatif mungkin. Yang harus diperhatikan, gambar dan suara harus sync ya supaya orang ga berpikir "Dia lipsync ya?" atau "Kok mencetnya dimana, suara pianonya dimana? jangan-jangan bukan dia yang main". Ga mau kan hasil kerja keras kita rusak gara-gara video yang kacau?
  5. Kalo udah selesai dan kira-kira OK untuk di upload, mulai deh buka YouTube dan klik Upload. Sambil menunggu respon dari temen-temen yang udah kita share ke FB dan twitternya.
3.Konsisten
Gimana respon dari temen-temen yang lihat video kamu? Bagus atau kurang memuaskan? Kalo kurang bagus, jangan langsung down mungkin memang kita kurang "unik" jadi harus dipikirin lagi apa selanjutnya. Kalo bagus, jangan langsung puas. Coba cari referensi lain dan buat lebih bagus dari kemarin. Dan kalo udah banyak penggemarnya, siap-siap aja kewalahan buatin music cover pesanan mereka :)

Nah, udah tau tips nya sekarang. Udah ada ide mau bikin music cover buatan kamu sendiri?

#Contoh music cover yang pernah saya buat, klik disini.

Music Cover : Ten2Five - Lir Ilir

Sebelumnya saya mau cerita dulu kenapa kok tiba-tiba saya cover lagu artis lokal? biasanya yang aneh-aneh? Jadi gini ceritanya (jreng..jreng....) Waktu itu pernah ada quiz di twitter dan yang ngadain kebetulan Ten2Five. Karena dia lagi promosi album barunya yang judulnya I Love Indonesia, jadi ya lagunya lagu asli Indonesia yang di arrange ulang sama band ini. Entah lagi hoki atau gimana, nama saya ada di antara banyak nama pemenang (cihuy...sorak soray bergembira..) Dan setelah nunggu 2 hari tau-tau mas-mas kurir nongol di depan rumah minta makan mau ngaterin CD hadiah dari Ten2Five. Nah, langsung deh di setel di laptop, dengerin semua lagunya, dan yup...lagu ini yang paling nempel di kuping.

Nah, kebetulan lagi band ini baru aja bikin video klipnya Lir Ilir. Loh kok pas banget ya? Ya udah deh, seperti biasa pelajarin lagunya (yang kali ini cuma belajar 30 menitan) dan pencet sana pencet sini. Begitu upload ke YouTube dan share ke FB dan twitter-nya Ten2Five banyak yang kometarin juga. Malah sampe di komentarin sama Ten2five nya, walah..makin terbang tinggi aja nih haha. 


Kalo ada yang teliti perhatiin video ini, itu di bagian atas tuts keyboard ada CD Ten2Five hadiah dari quiz nya :)

#Peralatan yang dipakai :
Camera : HP Nokia C6-00
Keyboard : Yamaha PSR-740
Sound recorder : Sony SoundForge
Video Editing : Sony Vegas Pro 9.0

Music Cover : Beethoven Virus with Diana Boncheva

Setelah berhasil membuka mata penonton (halah, apasih?) di video cover yang pertama, akhirnya penasaran mau bikin yang baru lagi. Pinginnya bukan lagu yang "biasa-biasa" lagi. Sambil cari-cari lagu referensi di website favorit (baca: YouTube) akhirnya ketemu lagu yang ga biasa tapi asik juga nih kalo bisa. Waktu ketemu lagu ini di YouTube agak ga k yakin, bisa gak ya? Soalnya kedengeran rumit banget. Tapi bukan saya namanya kalo kalah sebelum perang (apa lagi sih ini?). Sampe-sampe bikin jadwal pelajarin lagu ini sepulang kerja. Ya, saya sampe pelajarin 1 hari 30 menit sampe 1 jam. Dan setelah 2 hari belajar kahirnya coba nekat buat. Padahal pelajarinnya cuma 2 hari, tapi setiap mau ngerekam mundur terus waktunya karena ga pede dan memang lagi banyak kerjaan. Sampe pada akhirnya langsung aja deh ga pake pikir lagi langsung siapin peralatan, duduk di depan keyboard, dan jari jemari mulai menjalankan tugasnya (terserah lu deh..!)


Dan...begitulah jadinya. Yang bikin seneng, penontonnya udah lebih dari seribu (saat blog ini ditulis) dan kebanyakan yang komentar dari luar negeri. Tralala...trilili...senangnya rasa hati :)

#Peralatan yang dipakai :
Camera : iPod Nano 5G
Keyboard : Yamaha PSR-740
Sound recorder : NG Wave
Video Editing : Pinnacle 9.3

Music Cover : Tokyo Jihen - Sounan

Pertama kali membuat video cover saya mencoba dari yang mudah dulu. Tapi mudah disini bukan berarti memainkan musik yang gampangan. Memang sih lagu Sounan yang dibawakan Tokyo Jihen ini kurang populer di dengar masyarakat awam. Malah saya juga baru mendengarnya sekitar 2 bulan sebelum saya memutuskan untuk membuat video covernya. Idenya sih karena pada suatu malam saya lagi browsing lagu di YouTube, tapi yang keluar malah music cover dari fans. Karena saya pikir saya bisa melakukan lebih baik dari orang yang di video itu makanya saya mulai pelajari 1 lagu yang mau saya jadikan video covernya. Setelah mencari-cari lagu yang cocok, entah kenapa saya malah memilih lagu ini. 

Setelah latihan 2 hari akhirnya saya beranikan merekamnya. Berbekal peralatan yang seadanya saya mulai merekamnya. Butuh waktu sekitar 5-6 kali take dan lebih dari 30 menit untuk membuatnya. Mau tau seperti apa sih jadinya? cek video dibawah ini.



Gimana?  Mau coba buat juga? Untuk yang pertama kali ingin membuat video music cover saya kasih tips nya ala saya klik disini ya

#Peralatan yang dipakai :
Camera : iPod Nano 5G
Keyboard : Yamaha PSR-740
Sound recorder : NG Wave
Video Editing : Pinnacle 9.0

Jumat, 14 Desember 2012

Ted (2012)

Bagi penggemar kartun Family Guy di FOX channel pasti sudah ngga kaget lagi nonton film ini. Karena di film karya Seth McFarlane ini terkenal sarkastik dan berbau mesum. Malah di beberapa scene terdapat juga kata-kata yang menghina Tuhan. Nah, berarti butuh pikiran yang sangat sangat terbuka untuk bisa menikmati film ini. Seperti halnya menonton kartun Family Guy, banyak kata-kata dan perilaku ngga terduga yang terlihat konyol tapi nyatanya itu mungkin gambaran manusia Amerika sehari-hari.

Adalah Ted, sebuah boneka beruang hadiah natal untuk John Bennet (Mark Wahlberg) dan diisi suaranya oleh si pencetusanya Seth McFarlane. Ternyata Ted yang diceritakan ngga se imut yang kita bayangkan. Penasaran? nonton saja kegilaan yang diperbuat oleh beruang Teddy ini. Di film ini juga ada si pengisi suara Meg di Family Guy, yaitu Mila Kunis. Jujur saja, saya makin nge-fans sama cewe seksi satu ini haha.


Walaupun jalan ceritanya mungkin masih gampang ditebak, tapi skenario yang cukup baik membuat penasaran untuk menunggu kegilaan apa lagi selanjutnya. Dan sudah pasti film yang murni ditujukan untuk dewasa ini sangat-sangat-SANGAT ngga pantas untuk di tonton anak-anak dibawah umur. Walaupun ada tokoh beruang lucu disitu, tapi tetap saja bukan untuk tontonan anak-anak atau mungkin remaja muda sekalipun. Kenapa saya bilang seperti itu? Selain kata-kata kasar dan berbau porno, di DVDnya yang versi Unrated juga terdapat adegan mesum Ted dan nyanyian yang liriknya menghina Tuhan. Jadi bagi yang penasaran untuk menonton ini sebaiknya buka pikiran  selebar-lebarnya.

Walaupun ada sisi negatif, tapi banyak juga sisi positif yang ingin diceritakan di film ini. Bagaimana? makin penasaran ingin nonton film ini? Kesimpulannya saya berikan nilai : 7.3/10 (Bagus Untuk Dikoleksi)