Senin, 06 Desember 2010

Harry Potter And The Deathly Hallows Part 1 (2010)

Film ini sudah digembar gemborkan setahun sebelum filmnya rilis di bioskop. Pasti banyak yang bertanya-tanya "Bagaimana Harry & sahabatnya menyelesaikan segala permasalahan yang akan terjadi setelah guru besarnya Dumbledore meninggal?". Dengan pertanyaan itu membuat semua penontonnya mengharapkan cerita yang lebih seru dari seri sebelumnya dan berharap muncul tokoh-tokoh baru yang akan membantu Harry dan kedua sahabatnya mengungkap misteri.

Banyak pengharapan saya sebelum melihat film ini. Dimulai saat saya mengantre di bioskop yang penuh sesak saat premiere-nya berlangsung serentak di hampr seluruh bioskop Indonesia. Walaupun diputar di 3 studio, antrean tetap saja penuh malah ada saja yang tidak mendapatkan tiket. Saya sempat berpikir : "Apakah kita sedang mengantre tiket konser Michael Jackson?". Melihat animo yang begitu besar saya makin penasaran akan keistimewaan film ini.

Dimulai dari scene pertama, sebuah mata besar di screen yang memulai ceritanya. Dan cerita pun berlanjut dengan cara serius yang diselingi sedikit komedi khas David Yates, sutradara HP sejak seri Order of the Phoenix. Dengan sajian gambar yang sekelam seri sebelumnya makin membuat saya masuk ke dalam cerita. 10-20 menit pertama saya sangat exciting. Berlanjut hingga kemenit 60 agak menurun grafik excitement saya. Dan akhirnya makin menurun karena ceritanya yang agak bertele-tele. Untungnya saya disuguhkan gambar yang menawan dengan tata cahaya dan warna yang cukup tajam serta lokasi yang sungguh indah membuat saya agak melupakan jalan ceritanya yang agak melambat. Dan saya sedikit menyimpulkan, tanpa gambar yang bagus film ini bisa saja membosankan.

Setelah mendekati menit ke 120 ternyata terdapat sedikit cerita yang agak terburu buru diceritakan. Saya pikir "Kenapa mereka membuang buang waktu tadi?. Tapi ternyata saya salah, mereka membuat cerita pendek diakhir film agar penonton makin terpancing untuk menyaksikan seri ke-2 nya, Briliant! Walaupun agak memaksa, tapi saya akui mereka cerdik.

Dengan ini saya menilai film ini : 7/10 = BAGUS UNTUK KOLEKSI
Ditolong oleh sound effect, gambar, dan musik yang menawan walau cerita yang terlalu dipaksakan.

-Didiet Triquetra-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar