Minggu, 02 Juni 2013

Have a Good Time In Yogyakarta (Day 1)

Jogja! Here We Come! (Foto : Feybert)
Baru bulan lalu (April) saya ke Singapore, dan sekarang (Mei) saya jalan-jalan lagi. Agak boros sih, tapi kalo udah suka mau gimana lagi dong? Awalnya dimulai dari iseng-iseng salah satu teman saya mengusulkan untuk sekali-sekali kita jalan-jalan bareng. Dan 1 tempat yang ada di kepala saya yaitu "Jogja!!". Dan seketika itu juga semua setuju untuk pergi ke Jogja. Dari ide iseng itulah akhirnya saya berinisiatif untuk menentukan tanggalnya, dan dapatlah tanggal 23 Mei 2013. Saya memilih tanggal 23 Mei karena kebetulan tanggal 25 Mei adalah hari Waisak yang pastinya akan ada massa besar berdatangan menyambut jalannya ritual hari raya Waisak di Borobudur. Setelah semua setuju, saya langsung browsing harga tiket. Karena kami ingin gaya backpacker, kami putuskan untuk menggunakan kereta. Bukan kereta executive, tapi kereta ekonomi. 

Berawal dari 5 orang yang ikut, lalu bertambah beberapa orang lagi sampai total 12 orang. Wah, ini sih sudah over quota namanya. Akhirnya setelah pas 12 orang saya langsung menutup tambahan orang lagi. Tiket kereta sudah dapat, masih harus booking penginapan. Untunglah saya menemukan hotel murah (tapi bukan murahan) di jalan Prawirotaman. Hotel itu bernama Blangkon Hotel. Harga perkamarnya kami dapat Rp.70.000 permalam dengan fasilitas TV, AC dan kamar mandi dalam. Memang murah, tapi kami harus berbagi 1 kamar 4 orang. Saya sih ngga masalah, toh bulan lalu saja saya tidur ber4 bersama orang lain yang ngga dikenal, apalagi cuma ini?

Menuju Jogja
Stasiun Kereta Senen
Berangkat! (Foto : Nia)
Dan hari yang ditunggu akhirnya tiba. Kami berkumpul di salah satu teman saya (Nia) untuk berangkat ke stasiun Pasar Senen bersama. Dan lagi-lagi kami menggunakan moda transportasi paling murah, yaitu Bus. Saya ngga tahu bagaimana yang lain, tapi saya sih menikmati perjalanan ini. Sesampainya di stasiun Pasar Senen, kami langsung ke dalam untuk menunggu jadwal kereta datang. Dan belum juga perjalanan ini dimulai, ada saja hal yang ngga diinginkan. 3 orang teman kami telambat datang. Hingga panggilan ke dalam peron diumumkan, belum satupun dari ke3 teman kami kelihatan. Beberapa kali dihubungi jawabannya masih sama : "Masih di jalan nih". Dan detik-detik sebelum kereta berangkat muncullah salah satu teman kami (Feybert) yang sudah basah-basahan karena hujan mengejar kami ke pintu peron. Tapi walau bagaimanapun, kereta sudah waktunya berangkat (!8.55 WIB), kami ngga bisa menahan lagi. Akhirnya saya menitipkan tiket ke2 teman kami yang belum datang itu di pintu penukaran tiket. Sayang sekali.

Foto : Nia
Setelah insiden terlambat itu, kami masih mencari-cari teman kami walaupun rasanya mustahil menemui mereka di saat kereta sudah jalan. Ya sudah lah, masih ada beberapa teman yang lain yang masih bisa ikut. Kami pun menoba menikmati perjalanan ini meskipun sebenarnya kurang nyaman. 

Tiba-tiba sekitar pukul 8 datang sebuah pesan dari ke2 teman kami. Ternyata mereka datang tapi sudah terlambat. Saya menyarankan untuk membeli tiket kereta malam (21:00) untuk mengejar kami. Tapi memang sedang sial, hari itu memang sedang peak dan tiket sudah ludes terjual. Tanpa hilang akal akhirnya mereka mengejar kami dengan kereta lain jurusan Semarang Poncol dan meneruskan lagi dengan Bus menuju Yogya. Sungguh perjuangan yang berat, tapi kami salut dengan mereka.

Nasi kecap seharga Rp.20.000
Setelah mendapat berita baik itu, kami langsung lega dan kembali bersenang-senang di dalam kereta. Mulai dari main kartu, ngobrol, sampai ada yang sibuk sendiri dengan tablet nya haha. Jam 8.30 malam perut saya keroncongan, langsung saja saya memesan nasi goreng. Begitu dicoba, saya ngga ngerasa nasi goreng, tepatnya nasi dikecapin seharga Rp.20.00. Ya sudahlah, dinikmati aja. Memang dasar orang kantoran, baru jam 10 malam pun mereka sudah kelelahan dan tidur satu persatu. Inilah resiko naik kereta ekonomi, kursinya terlalu tegak dan AC nya mati setiap kereta berhenti di setiap stasiun haha. Saya berusaha tidur karena saya tahu besok pagi masih banyak yang perlu dilakukan di Jogja sana. Dari posisi miring, lurus, tetap tidak bisa membuat saya tidur. Dan akhirnya di stasiun Kroya ada 2 orang turun dari kereta, pada saat itu juga saya langsung mengambil kursinya untuk sekedar tidur sebentar. Baru saja tidur (2.30) saya sudah dibangunkan teman saya karena sudah sampai (3.30). 

Foto : Wahyu
Jam 4.10 akhirnya kami sampai di stasiun Tugu Jogja, telambat 50 menitan dari jadwal di tiket 3.22. Tapi saya beruntung punya teman-teman yang selalu ceria walaupun saya tahu masih ngantuk berat. Di luar masih gelap, tapi syukurlah ada salah satu teman kami menawarkan untuk menunggu pagi di hotel tempat dia menginap. Setelah beristirahat sejenak sambil menunggu matahari terbit, kami lanjutkan untuk memulai hari. Kami segera mencari sarapan, dan terpilihlah gudeg yang ada di pinggir jalan Mangkubumi. Setelah menghabiskan 1 porsi gudeg beserta kawan-kawannya (walaupun ada juga yang nambah jadi 2 porsi) tiba-tiba semangat mereka datang lagi. Gila! semalaman ngga tidur tapi masih bisa jalan dan ketawa-ketawa lagi. Entah memang makan gudeg membuat tenaga datang lagi atau memang saya terbawa suasana, ngantuk yang dari tadi saya tahan pun ikutan hilang.

Setelah sarapan kami lanjutkan berjalan-jalan pagi ke sekitaran jalan Malioboro. Memang dasar grup narsis, tiap beberapa langkah foto-foto, lewat toko tawar-tawar, semangat liburannya tinggi sekali. Dan ngga terasa sudah jam 10, kami langsung menuju jalan Prawirotaman untuk check in hotel kami. Sesampainya di hotel banyak jadwal yang sudah menanti diantaranya solat Jumat, makan siang dan pastinya jalan-jalan lagi.



 Foto : Wahyu

Ke Prambanan
Selesai solat Jumat dan makan siang, kami lanjutkan ke Prambanan. Karena ngga ada satupun dari kami yang tahu jalan menuju Prambanan, akhirnya HP jadul saya berjasa juga. Kami bergantung dari GPS yang ada di HP saya. Sambil berharap jalurnya benar dan batere nya kuat sampai nanti malam. Kami konvoi dengan menggunakan motor yang kami sewa dari hotel seharga Rp.50.000 per hari. Karena takut nyasar dan kurang terbiasa naik motor matic, kami berjalan agak pelan. Yang seharusnya bisa ditempuh 30 menitan, kami sampai sana sekitar 50 menit. Tapi sudahlah, toh kita akhirnya sampai juga kan?

Tiket Rp.30.000
Sesampainya di Prambanan, kami sudah di sambut bangunan megah dari abad ke-9 ini. Walaupun ada beberapa candi kecil yang sudah runtuh akibat gempa bumi tahun 2010 lalu, tapi bangunan utamaya masih kokoh berdiri. Pemandangan yang jarang ngga bisa ditemui di Jakarta. Untuk masuk kedalam kami harus membayar tiket seharga Rp.30.000. Selain mengunjungi candi, kita juga bisa menikmati taman yang terawat dan taman rusa di dekat pintu keluar. Dan setelah Prambanan tutup pun kami masih belum bisa pulang karena para pedagang merayu kami untuk membeli barang dagangannya. Kami pun sempat terhenti untuk menunggu teman kami menawar, menawar dan menawar barang yang akan dibeli. tapi cuma beli 1 haha..

 
 Foto : Feybert

Mencoba Permainan "Masangin" di Alun-alun Selatan
Jam 18.30 kami lanjutkan perjalanan kami. Kali ini kami lanjutkan ke alun-alun selatan di tengah kota Jogja. Untunglah kali ini kami bertemu teman baru bernama Miko (teman Nia) yang bersedia menemani kami selama di Jogja. Dengan arahan darinya kami bisa langsung menuju alun-alun selatan tanpa berlama-lama. Hanya 40 menit kami sudah sampai di alun-alun selatan. Dari kejauhan saja sudah terlihat meriha karena terlihat puluhan sepeda yang di hiasi lampu-lampu unik di sekitar alun-alun. Seperti parade sepeda, banyak sepeda "menyala" berputar mengelilingi lapangan alun-alun yang di pasangi TV dan sound system yang menggelegar. Wow! rame banget! Kami langsung bergabung di dalam kemeriahan alun-alun. Tanpa basa-basi kami langsung mencoba permainan "Masangin", yaitu berjalan dengan mata tertutup menuju kedua pohon beringin besar di tengah lapangan. Katanya sih, siapa saja yang berhasil melewati diantara kedua pohon beringin itu akan mendapatkan apa yang selama ini diinginkannya, dan ada juga yang bilang hati yang bersih bisa membawa seseorang menuju kebaikan, makanya bisa jalan lurus. Kalo kami sih dibuat have fun aja. Jangan dikira berjalan lurus dengan mata tertutup itu gampang, buktinya 4 orang diantara kami (termasuk saya) yang mencoba selalu melenceng ke kanan atau kekiri waktu di tengah jalan. Aneh memang, karena rasanya sudah yakin berjalan lurus. Malah ada yang lebih parah berputar-putar ngga karuan yang akhirnya berhenti di tempat semula sampai kami menghentikannya karena ngga kunjung sampai haha. Dan dari 6 orang dari kami yang mencoba, ternyata ada 2 orang (Haya dan Feybert) berhasil berjalan melewatinya. Good job!

Setelah seru-seruan bermain Masangin, kami lanjutkan makan malam bersama di pinggir lapangan alun-alun selatan yang kenyataan nya tidak terlalu menyenangkan. Selain makanannya (maaf) ngga enak, ada juga pengamen yang membuat risih. Kenapa risih? Ya, coba aja rasain bagaimana enaknya lagi makan (yang ngga seberapa enak itu) lalu diganggu waria pengamen yang ngga segan-segan memegang teman-teman cowok yang ngga mau bayar. Tapi kami buat seru-seruan aja, anggap aja kita sedang di Bangkok haha.

Makan Tengah Malam
Kopi Joss (Foto : Nia)
Angkringan (Foto : Nia)
Ternyata energi beberapa teman yang lain masih tersisa banyak. Buktinya sudah diatas jam 10 masih saja mencari tempat makan atau sekedar nongkrong. Mulai dari mencoba kopi joss di angkringan sekitar stasiun Tugu, sampai mencoba makan gudeg di suatu tempat yang saya pun lupa untuk melihat nama jalannya karena saya sudah lelah sekali tapi masih mencoba excited. Saya dan beberapa teman yang lain ngga ikut makan gudeg nya, kami cuma mengantar teman-teman kami yang penasaran itu. Baru saja kami sampai (23.00) gudegnya sudah diambang kehabisan. Untunglah mereka masih dapat mencobanya (sisa 4 porsi). Setelah keinginan mereka terkabul, saatnya kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Badan lelah, mata ngantuk, batere tiris. Akhirnya semua bisa di refill lagi setelah ketemu kasur dan colokan. Ah... lelah dan serunya hari ini. Keseruan masih berlanjut besok.

Mau lihat serunya? Nonton ini dulu ya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar