Lelaki Dilarang Menangis

Judul: Lelaki Dilarang Menangis (Kumpulan Cerpen)
Penulis: Aliansyah Jumbawuya & Zian Armie Wahyufi
Penerbit: Penakita Publisher (Juni 2014)
Tebal: iv + 120 halaman
Harga: Rp 35.000,- (Pemesanan sms 089673157485)

Inilah buku kumpulan cerpen yang pertama kalinya memuat 'cerpen-cerpen' saya. Sebelumnya, cerpen-cerpen saya memang pernah dibukukan, tapi hanya ada satu cerpen di satu buku, dan itu tentu tidak bisa disebut 'cerpen-cerpen'. Tapi meskipun ada lebih dari satu cerpen saya yang dimuat di buku ini, tetap saja ini masih kumpulan cerpen bersama, artinya bukan kumpulan cerpen solo. Ada Pak Aliansyah Jumbawuya dan saya sendiri sebagai penulisnya, masing-masing kami menyodorkan tujuh cerpen.
Bicara soal cerpen, saya sendiri pun sebenarnya masih ragu apakah bisa sesuatu yang saya tulis itu disebut cerpen. Dan andaipun bisa, perlu saya tegaskan di sini bahwa sesuatu yang saya tulis yang disebut cerpen itu kualitasnya sangatlah mengenaskan.
Cerpen (perkenankan saya menyebutnya demikian) saya yang dimuat di buku ini adalah cerpen-cerpen lama, yang rata-rata saya tulis tahun 2011. Karena memang, sudah lama sekali saya tidak menulis cerpen. Ada sih cerpen yang cukup baru, tapi itu pun jelek sekali. Mungkin karena terlalu lama tidak menulis cerpen jadi kualitas cerpen saya yang sebelumnya sudah buruk sekarang tambah buruk lagi.
Ah, tapi walau bagaimanapun, buku ini tetap saya persembahkan, untuk yang saya cintai, dan yang mencintai saya...

Pada

Pada lelahmu, pada lelahku
Pada dingin, pada angin
Ada retakan kisah yang kususun di depan
Ada serpihan jejak yang kautinggal di belakang

Ibu...

Pagi tadi pulang ke rumah untuk mengambil baju-baju kotor buat dicuci. Ternyata Ibu masih di rumah dan baru akan berangkat mengajar.
"Cuci baju dulu, terpaksa terlambat ke sekolah..." jelas Ibu. Melihat aku yang datang tidak pada waktu kebiasaan, Ibu kemudian bertanya, "Uang belanja pian habis?"
Aku ingin menjawab tidak, tapi itu berarti berbohong. Uang belanjaku memang sedang habis. Aku pun menjawab iya. Ibu lantas mengambilkan uang.
"Cukup?" tanya Ibu.
"Inggih, cukup." Bahkan lebihan.
"Ya sudah, Mama berangkat dulu. Nanti jangan lupa pintunya dikunci."
Ibu berangkat, dan aku kemudian memasuki kamarku.
Saat memasuki kamar, ternyata baju-baju kotorku sudah tidak ada di sana, baru saja dicuci Ibu!

Edge of Tomorrow (2014)

Film yang saya tonton di bulan Juni ini diawali dengan film Edge of Tomorrow (EOT). Saat melihat trailer nya di WarnerTv kelihatannya asik juga. Kebetulan saya salah satu penggemar film Sci-fi dan film jegar-jeger alias Action. Kalo ngeliat dari posternya yang terlihat Tom Cruise & Emily Blunt pake baju robot lebih mirip seperti film Pasific Rim ya? Tapi tenang aja, dijamin film ini beda dari film lainnya.

Buat orang yang ngga sabaran rasanya agak tersiksa nonton film ini karena jalan ceritanya yang unik, berulang-ulang dan harus diikuti tiap detilnya. Bukan film Tom Cruise namanya kalo ngga ada sedikit komedi didalamnya. Memang bukan komedi yang bikin ngakak nyeleneh, tapi cuma selingan aja. Dan you know what? di umurnya Tom Cruise yang ke 50 ini masih keliatan seger banget macam orang umur 30an. Ga percaya?
lihat aja di posternya aja masih kelihatan gagah. Seperti juga film sebelumnya Mission Impossible : Ghost Protocol terlihat hampir semua aksinya diperankan Tom Cruise sendiri. Begitu juga di film EOT ini terlihat banyak aksi yang dimainkan kang Tom sendiri. memang ngga seberat Mission Impossible tapi tetap aja untuk seorang 50 tahun rasanya masih OK bisa melakukan aksi mental-terbang-jatuh tanpa stunt. 

Seperti yang saya bilang di awal tadi, jalan ceritanya unik dan berulang-ulang. Saya jadi berpikir, apakah inspirasi si pembuat skenario ini berasal dari game RPG (Role Playing Game)? Saya ngga akan bahas disini karena akan spoiler nantinya, nonton sendiri aja ya hehe. Efek CG yang ditampilkan disini -+75% dari film. Sound efek nya juga bikin merinding karena serasa kita di medan peperangan sebenarnya. Cuplikan dari beberapa berita asli juga menambah keteganan karena kita tahu bahwa berita itu benar dan di selewengkan menjadi cerita dalam film.Walaupun agak membingungkan awalnya tapi di pertengahan film saya sudah bisa menikmatinya. Yah, memang harus membutuhkan imajinasi yang agak "aneh" untuk menikmati film sci-fi seperti ini. Dan kesimpulannya saya memberi nilai : 7/10 (Cocok untuk koleksi)