Rabu, 18 Januari 2012

Saya dan Kayuh Baimbai

Komunitas Blogger Kayuh BaimbaiEntahlah, saya tidak terlalu percaya dengan kata-kata bijak. Hidup terlalu rumit untuk hanya dimaknai dengan kalimat-kalimat pendek. Tapi sepertinya, saya mau tak mau percaya dengan kalimat (bijak) yang ini: sesuatu yang mudah kau dapat, maka akan mudah pula hilang, dan sesuatu yang sulit kau dapat, maka akan sulit pula hilang. Saya juga tidak tahu siapa yang pertama mengemukakan kalimat tersebut, terpujilah ia.
Ya, mendapatkan. Komunitas Blogger Kayuh Baimbai seperti selembar cek yang saya dapatkan dengan susah payah, bukan selebaran-selebaran produk yang banyak dibagi-bagikan di pinggir jalan.

Waktu itu, tahun 2008, syarat menjadi anggota Kayuh Baimbai adalah ikut kopdar minimal sekali seumur hidup. Saya yang waktu itu masih awal-awal menjadi blogger, dan ingin tahu lebih banyak mengenai blog. Barangkali itulah motivasi saya waktu itu kenapa ingin bergabung di Kayuh Baimbai. Namun itu bukan hal mudah, karena waktu itu saya masih seorang santri Al Falah, yang artinya keluar dari lingkungan pondok adalah sesuatu yang sangat susah.
Saya tidak akan bercerita bagaimana kemudian saya akhirnya bisa melewati pagar pondok, dan kemudian ikut kopdar pertama saya yang waktu itu di Radio Star FM. Setelah saya resmi jadi anggota, saya kemudian rutin ikut kopdar yang diadakan. Seiring itu, motivasi saya yang mulanya ingin menambah pengetahuan tentang blog, berubah menjadi ingin menambah teman sebanyak-banyaknya, lalu berubah menjadi loyalitas. Ya, dengan loyalitas, tanpa peduli apa yang akan saya dapat, saya masih menjadi bagian dari Kayuh Baimbai sampa sekarang. Saya sadar, loyalitas itulah gunanya berorganisasi, apa pun itu. Itulah yang mungkin membuat saya bagaimanapun caranya selalu hadir pada setiap pertemuan yang diadakan, sampai sekarang saat saya bukan lagi sebagai santri.
Di Kayuh Baimbai, saya menemukan dunia saya, menemukan teman-teman yang seperti saudara, menemukan orang-orang luar biasa, menemukan kebersamaan yang tidak hanya diumbar dengan kata-kata, dan menemukan momen-momen yang tidak akan terlupa.
Banyak sekali yang ingin saya ceritakan tentang Kayuh Baimbai dan saya, saat ultah pertama di halaman Plasa Telkom, saat di museum, saat di Mandiangin, saat kopdar di rumah saya, saat berburu durian ke Biih, dan banyak lagi. Tapi saya bukan orang yang pandai bercerita, dan saya khawatir itu akan mengurangi tingkat dramatisnya. Maka biarlah, semuanya itu cukup direkam dalam kepala, karena itu adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa dilupakan.
Selamat ulang tahun yang ke-4 untuk Kayuh Baimbai. Kita masih di hulu, sejauh apa pun muara, dan seluas apa pun lautan nantinya, mengayuh bersama kalian selalu mencipratkan rasa bahagia.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar