Hanif tertelan magnet. Magnet berbentuk koin tersebut adalah mainan kesayangannya yang selalu ia bawa ke mana saja.
Ceritanya, saat itu ia dan Salma, kakaknya yang baru kelas 1 SD dititipkan dengan tetangga. Sejak lebih dari satu minggu ini ibunya, kakakku, ikut kursus menyetir setiap sore. Sementara ayah mereka baru pulang dari kantor jam 7 malam. Maka mau tidak mau kakakku harus membayar tetangga agar mau dititipkan mereka berdua selama ia kursus menyetir.
Saat di rumah tetangga itulah, Hanif yang iseng memasukkan magnetnya ke mulut, digelitiki oleh kakaknya. Dalam keadaan digelitiki, magnet itu sontak tertelan, tersangkut di kerongkongan, lalu masuk ke perut, ke lambung. Hanif menangis. Demikian pula Salma.
Kakakku yang saat itu sedang kursus menyetir tidak langsung mengetahui kejadian tersebut karena si tetangga tidak memiliki nomor teleponnya. Saat ia pulang, barulah ia tahu. Menurut si tetangga, magnet tersebut sebenarnya sudah ia singkirkan, namun Hanif mengambilnya lagi.
Dalam paniknya, kakakku menelepon suaminya, yang kemudian segera pulang. Dengan sebuah motor, empat beranak itu meluncur ke IGD rumah sakit terdekat, rumah sakit milik pemerintah. Beberapa mahasiswa koas berpraktik di sana. Menurut mereka, anak tersebut harus ke spesialis THT. Karena di rumah sakit tersebut poli THT hanya buka pagi sampai siang, maka sebaiknya dibawa lagi besok saja.
Anakku tertelan magnet, dan disuruh datang besok saja?!
Empat beranak itu lalu berangkat ke klinik dokter spesialis THT, namun ketika di depan klinik, kakakku ragu.
Magnet itu sudah tertelan, sudah ke perut, untuk apa lagi ke spesialis THT?
Mereka pun lalu memutuskan ke rumah sakit swasta. Dari IGD, Hanif dirujuk ke dokter spesialis bedah. Di rumah sakit swasta tersebut memang terdapat klinik spesialis yang buka malam hari. Dari sana, Hanif dibawa ke ruang radiologi untuk di-rontgen. Hasil rontgen menunjukkan posisi magnet tersebut di lambung.
Lalu dokter tersebut menjelaskan bahwa magnet tersebut kemungkinan besar nantinya akan keluar dengan sendirinya lewat BAB, mungkin beberapa hari, atau mungkin beberapa minggu. Mendengar penjelasan tersebut, mereka lega.
Dokter tersebut lalu menceritakan tentang pasien anak lain yang tertelan kunci, orangtuanya mendesak untuk dioperasi, tapi dokter tersebut menyarankan untuk menunggu saja sampai kunci tersebut keluar sendirinya. Dan setelah 13 hari, kunci itu pun keluar bersama dengan kotoran.
Dokter itu juga berpesan agar membawa lagi Hanif ke sini lima hari kemudian baik magnet itu sudah keluar ataupun belum.
Lalu lima hari berikutnya adalah hari-hari yang penuh ketegangan bagi keluarga tersebut. Setiap Hanif akan “e-e”, ibunya menyiapkan kantong plastik untuk menampung kotoran yang keluar. Tahi tersebut kemudian diubek-ubek untuk memeriksa apakah di sana ada magnet. Tapi setelah lima hari, benda yang ditunggu-tunggu tersebut tidak juga menampakka diri.
Sesuai anjuran dokter, mereka kembali membawa Hanif ke dokter sebelumnya. Perut Hanif kembali di-rontgen untuk mengetahui sudah di mana posisi magnet tersebut. Tapi ternyata magnet itu masih di tempatnya sebelumnya, di lambung.
Dokter lalu menanyakan bagaimana warna BAB Hanif. Ibunya menjawab warnanya coklat gelap. Dokter menjelaskan bahwa berarti sudah terjadi perdarahan pada lambung. Lalu dokter menjelaskan apabila sudah lebih dari empat hari benda tersebut tidak berpindah dari lambung, berarti benda itu memang sulit melewati lambung. Ditambah dengan adanya perdarahan, maka dikhawatirkan bila semakin lama akan membuat lambung bolong. Maka dokter pun menyarankan untuk dilakukan operasi.
Hal itu membuat kakakku dan kakak iparku merinding. Membayangkan putera mereka yang baru TK harus dibedah perutnya, bagaimana tidak nelangsa?
Namun karena itu memang jalan terbaik, saran itu pun disetujui. Operasi direncanakan dua hari kemudian, pada malam hari. Kakakku yang mengabarkanku hal tersebut memintaku untuk mengantar dan menjemput Salma sekolah selama Hanif dalam perawatan.
***
Pagi hari menjelang operasi, barulah orangtuaku kuberitahu bahwa Hanif akan dioperasi. Aku dan kakakku sengaja tidak memberitahu mereka secepatnya mengenai operasi ini karena ibuku gampang panik.
“Ya sudah, kamu secepatnya antarkan air ini ke rumah kakakmu, siapa tahu masih sempat. Air ini dimintakan pamanmu pada ‘tuan guru’ di Rantau. Kata pamanmu, orang-orang yang pernah tertelan logam selalu berhasil keluar setelah minum air doa dari beliau,” kata Abah.
Aku bingung. Setahuku tidak ada keluargaku dari Rantau yang baru datang. “Siapa yang mengantarkan dari Rantau?”
“Tidak diantarkan. Cuma ‘dibacai’ dari jarak jauh. Yang penting sudah diniatkan,” terang Ibu.
Aku sudah mafhum jika orang mendatangi ‘tuan guru’ membawa air, air itu kemudian dibacakan doa oleh si ‘tuan guru’ sesuai dengan hajat orang yang datang tadi, selesai membaca doa, biasanya si ‘tuan guru’ meniupkan napasnya ke air tadi. Air ini lalu diminumkan ke orang yang bersangkutan. Aku mafhum, karena tetangga kami sendiri adalah salah seorang ‘tuan guru’ yang setiap hari tak pernah sepi dari ‘klien’. Tapi dengan air yang didoakan dari jarak jauh semacam ini, aku merasa cukup ganjil.
“Nah, kalau air dalam botol yang satu ini dari Julak,” jelas Ayah. Yang ia maksud dengan Julak adalah tetangga kami yang kuceritakan tadi. “Air ini sebagian dituang ke piring dan dicampur minyak, lalu dioleskan ke perutnya Hanif. Jelaskan itu pada kakakmu. Cepat antar ke rumah kakakmu sekarang juga!”
Aku bersiap sementara kedua orangtuaku berangkat ke sekolah untuk mengajar. Selesai bersiap, aku menyalakan motorku yang sudah dua hari ini tidak kunyalakan. Tapi sial, motorku tak mau nyala. Berbagai cara sudah kucoba, tapi tetap tidak bisa. Tetanggaku yang juga pamanku ikut membantu menyalakan, tapi masih saja tidak berhasil.
“Ya sudah, nanti Paman bantu dorongkan ke bengkel. Tapi Paman mau mengantarkan Liana dulu.”
Setelah pamanku mengantarkan anaknya ke sekolah, ia membantu membawa motorku ke bengkel. Di bengkel tersebut aku harus menunggu lama karena harus antri dengan motor-motor bermasalah lainnya, sementara montirnya hanya satu orang. Hampir pukul 11, barulah tiba giliranku. Di tangan si montir, sekali sentuh, motorku langsung nyala. Sialan…
Aku pun bergegas menyelesaikan misi yang aneh ini: mengantar air yang didoakan dari jarak jauh. Kupikir, kalaupun toh air ini manjur, Hanif hanya punya kesempatan sebentar untuk meminumnya, sebab pasti ia harus puasa delapan jam sebelum dilakukan operasi. Lagipula, untuk apa pula air ini? Malam ini toh Hanif juga dioperasi.
Sebelum berangkat, aku mendapat pesan dari kakakku yang menyuruh untuk langsung mengantar air tersebut ke rumah sakit khusus bedah, tempat Hanif nantinya akan dioperasi. Rumah sakit tersebut cukup jauh, sangat jauh, malah. Sesampai di sana, aku membuka HP dan mendapati pesan bahwa kakakku dan Hanif sekarang di rumah, tadi ke rumah sakit hanya utuk mendaftar. Maka aku pun lalu berbalik menuju rumah kakakku, demi menyelesaikan misi ini. Sungguh, air yang merepotkan!
Ketika tiba di rumah kakakku, aku menjelaskan prosedur pemberian air doa ini sebagaimana yang dijelaskan Ayah. Hanif meminum air dari dua botol itu, air dari dua ‘tuan guru’. Aku tidak bisa menebak bagaimana perasaan Hanif saat ini, saat-saat menjelang dioperasi. Ia anak yang kuat.
Sekitar pukul dua siang, Hanif dan kedua orangtuanya berangkat ke rumah sakit. Aku sendiri tidak ikut, aku berencana ke sana nanti saja, saat menjelang magrib.
***
Tepat saat azan magrib berkumandang, aku tiba di depan pintu kamar di mana Hanif dirawat. Aku masuk. Di sana ada Hanif yang sedang makan di atas ranjang, ibunya yang sedang memberi makan, ayahnya, Salma kakaknya, kedua orangtuaku (kakek-neneknya), dan lima orang ibu-ibunya yang beberapa saat kemudian barulah aku tahu mereka guru TK-nya.
Tunggu, Hanif sedang makan?
“Hanif tidak puasa? Bukannya mau operasi?” tanyaku.
“Ini Hanifnya sedang buka puasa. Kan sudah azan magrib,” jawab Kakakku dengan tersenyum.
Menurutku ini bukan lelucon. Makan sebelum operasi organ dalam tubuh tentu sangat membahayakan.
“Bukannya Hanif mau dioperasi? Kok diberi makan?”
“Dokternya yang menyuruh.”
Aku bingung. Tapi kemudian aku mendapat penjelasan bahwa Hanif tadi baru saja di-rontgen lagi untuk memastikan lokasi magnet sebelum dilakukan operasi. Dan ternyata lokasi magnet tersebut sudah turun, tinggal sedikit lagi akan keluar. Rencana akan diberikan perangsang melalui dubur untuk mengeluarkannya. Dokter yang menjelaskan hal tersebut merasa cukup bingung.
“Aneh ya Mbak, padahal biasanya kalau sudah empat hari berada di lambung berarti benda itu memang tidak bisa melewati lambung,” kata kakakku menirukan ucapan si dokter.
“Luar biasa, air tiupan jarak jauh…,” hanya itu komentarku akhirnya.
Yang terjadi selanjutnya adalah dua orang perawat masuk ke kamar. Hanif disuruh melepas celana dan berposisi nungging. Salah seorang perawat memasukkan cairan perangsang melalui lubang dubur. Hanif langsung bilang mau “e-e”. Ayahnya membawanya ke kamar mandi. Kantong plastik besar dibentangkan di lantai. Hanif BAB di atasnya. Ibunya memeriksa tinja si Hanif. Magnet berbentuk koin itu ditemukan. Ibunya girang. Semua senang. Hanif terdiam. Tampaknya ia trauma dengan magnet.
Pelajaran moral:
- Awasilah selalu anak Anda. Anak yang di luar pengawasan biasanya suka berbuat nekat.
- Penting untuk memberitahukan nomor HP Anda pada tetangga. Bayangkan, siapa yang akan memberitahu Anda jika terjadi apa-apa pada rumah Anda sementara Anda sedang tidak di rumah?
- Berbaktilah pada kedua orangtua, terutama kepada Ibu. Ia rela melakukan apa saja demi Anda, bahkan mengubek-ubek kotoran Anda.
- Nyalakan motor setiap hari meski tidak ingin ke mana-mana. Hal ini untuk menjaga accu motor tetap terisi listrik. Pelajaran moral yang ini kudapat dari montir bengkel.
- Jangan remehkan air doa, tidak terkecuali yang didoakan dari jarak jauh. Percayalah, apa saja bisa terjadi bila Tuhan berkehendak.
- Terakhir, jangan memasukkan sesuatu yang bukan makanan ke dalam mulut Anda. Ingat, Anda tidak tahu seseorang bisa menggelitik Anda kapan saja!
Sabtu, 30 Januari 2016
Jumat, 22 Januari 2016
FRIENDS
Untuk orang dengan tahun kelahiran tahun 80an pasti ngga asing dengan serial asli Amrik ini. Apa yang teringat dengan serial kesayangan satu ini? Persahabatannya? Kelucuannya? atau mungkin kangen dengan pemainnya yang ganteng & cantik? Banyak sekali yang bisa kita pelajari dari serial sederhana ini. Walaupun terlihat sederhana dan mudah dicerna, tapi sisi kemanuasiaan dan khususnya persahabatan sangat terasa setelah menonton serial ini. Untuk yang belum pernah nonton atau mungkin ngga tahu serial apakah ini? Tenang aja, untungnya channel tv (berbayar) WarnerTV menghadirkan mereka kembali ke layar tv. Ngga nonton seri dari awal? tenang aja, serinya akan terus berulang dari season 1 (tahun 1994) sampai endingnya di season 10 (tahun 2004). Dan jangan heran begitu menonton seri pertamanya, pasti penasarna dengan seri berikutnya dan seterusnya. Bahkan pemainnya akan bikin kita kangen terus setiap harinya.
Nah untuk sekedar nostalgia dan memperkenalkan serial ini, saya mau buat sedikit cerita berkesan di serial ini. Sudah siap? ini dia.
Singkat cerita, teman-teman kita ini (alias Friends) adalah sekumpulan anak muda yang berdomisili di tengah kota New York dengan karakter dan kemampuan beda-beda. Mereka selalu berkumpul di sebuah coffee shop (awalnya sebuah bar) bernama Central Perk yang kebetulan dekat dengan apartemen mereka. Setting yang dipakai ngga jauh-jauh dari apartemen dan coffee shop walaupun sesekali ada tempat lain seperti kantor, pinggir jalan (buatan), butik dll. Dan inilah cikal bakal sitkom (situasi komedi) yang kesemuanya dilakukan di dalam studio dan di tonton penonton secara langsung.
Setelah mengetahui setting dan latar belakang serial ini, sekarang kita kenal lebih dekat sama pemainnya yuk.
Ross Geller
Diperankan oleh David Schwimmer (namanya susah ngetiknya) awalnya adalah seorang kutu buku yang culun dan minder. Dengan berperawakan mediteranian tampaknya membantu Ross menjadi cowo ganteng tapi sayangnya ngga pede. Sejak kuliah Ross bersahabat dengan Chandler yang menjadikan dia menjadi "sok" playboy. Cinta sejatinya ada Rachel yang kebetulan sahabat dari Monica, adiknya. Sejak bertemu Rachel di masa kuliah Ross ngga pernah berani ngobrol dengan Rachel karena merasa culun dan minder. Hingga akhirnya beberapa tahun kemudian Ross bertemu kembali dengan Rachel di sebuah bar (yang akhirnya berubah menjadi coffee shop) dan mencoba mendekatinya. Ross pernah menikah dengan Carol yang terpaksa dia tinggalkan karena ternyata punya hubungan gelap (lesbian) dengan temannya, Susan. Ross juga sempat punya anak dari Carol bernama Ben.
Karakter Ross adalah seorang yang pintar dan serius. Dia selalu memperhatikan detail dan akan mengkritik orang lain apabila ada salah. Sifatnya yang keras kepala menjadikan dia terlihat seperti pemimpin di perkumpulannya tapi karena saat muda dia sering mider makanya seringkali dia ngga pede dengan pendapatnya. Ross juga sangat setia dengan sahabatnya dan ngga segan akan menolong sesulit apapun dan seringnya dia mengalah dengan adiknya, Monica.
Monica Geller
Diperankan oleh Courteney Cox yang ternyata adalah adiknya Ross. Saat muda Monica adalah gadis gemuk yang sangat suka makan coklat. Monica bersahabat dengan Rachel dan sempat mengenalkannya ke abangnya, Ross. Suaranya yang nyaring menjadikan Monica terlihat judes, padahal nga juga. Dari kecil Monica ngga terlalu istimewa di mata orangtuanya karena bertubuh gemuk dan tidak sehebat abangnya Ross yang saat itu kutu buku yang menjadikannya lebih pintar dari Monica. Karena dulunya dia suka makan, akhirnya kebiasaan buruk itu berubah menjadi baik setelah menjadikannya seorang koki di sebuah cafe.
Karakter Monica adalah seorang yang suka mengatur. Di sini dia digambarkan sebagai orang yang memiliki penyakit OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) yang membuatnya selalu tidak nyaman kalo ada sesuatu yang ngga pada tempatnya dan ngga seharusnya. Sisi plusnya, apartemennya selalu bersih dari noda dan barang yang tersusun rapih, tapi sisi minus nya dia akan sangat marah kalo ada barang yang ngga ada pada tempatnya. Sahabatnya yang sering datang berkunjung ke apartemennya sering dibuat ketakutan apabila salah meletakkan bantal kursi yang ngga pas pada posisi semula, atau ngga menggunakan handuk sesuai kegunaannya. Dan inilah yang membuat Phoebe pelan-pelan "kabur" dari apartemen yang di sewa bersama. Karena sifatnya (yang dianggap aneh) itu Monica jadi sulit mendapatkan pacar. Dia sudah berusaha mencari pacar dimanapun tapi dia sendiri yang memutuskannya karena ngga cocok dengannya. Sifatnya yang terkesan judes dan galak tapi sesungguhnya dia sangat perhatian dengan para sahabatnya. Karena walaupun seringkali dia ngga spendapat dengan kritik sahabatnya, pada akhirnya dia akan mengakui kalau dirinya salah dan mencoba berubah lebih baik.
Chandler Bing
Diperankan oeh Matthew Perry yang juga sahabat Ross sejak kuliah. Chandler lah yang juga membantu Ross melewati masa-masa sulitnya di masa kuliah untuk masalah percintaan. Tapi sayangnya para gadis lebih memilih Ross ketimbang Chandler karena fisiknya yang membuat orang mengira dia adalah seorang (maaf) gay. Dengan dandanan rapih, rambut tersisir dan brewok rapih membuat para wanita ngga menganggap Chandler. Kisah percintaan Chandler juga ngga semudah sahabatnya ditambah dia punya sejarah keluarga yang kurang baik yaitu ayahnya seorang gay dan akhirnya melakukan transgender. Kehidupan kecilnya yang dikelilingi pria gay membuatnya lebih kemayu dan seringkali minder kalau dekat dengan wanita cantik. Tapi kalo dia sudah suka dengan satu wanita dia ngga akan melepaskannya walaupun sudah putus dan sambung berkali-kali.
Karakter Chandler adalah seorang yang jenaka. Walaupun banyak leluconnya ngga bisa dimengerti lawan bicaranya. Bukan cuma orang lain, kadang para sahabat juga ngga ngerti. Dan ini lah yang membuat kita penonton makin tertawa. Diantara para sahabatnya, Chandler adalah seorang kantoran yang sering berbicara serius ke rekan kerjanya, dan seringkali hal itu terbawa ke lingkungan para sahabatnya dan inilah yang membuatnya canggung dan sering ngga dimengerti para sahabatnya. Dengan bicara yang cepas-ceplos dan kurang dimengerti para sabahatnya dia tetap berusaha untuk masuk ke dalam lingkungannya. Dia juga akan tersinggung kalo ada orang yang menjadikan nama belakangnya sebagai bahan ejekan karena nama belakangnya Bing yang seperti bunyi bell.
Rachel Green
Diperankan oleh Jennfer Aniston yang awalanya adalah sahabat Monica. Aktris yang pernah dinobatkan menjadi wanita tercantik versi sebuah majalah fashion ini sangat cocok memainkan seorang Rachel. Berlatar belakang seorang gadis papi yang manja dan glamor tapi setelah keluar dari rumah dan harus bertahan hidup di New York akhirnya merubah gadis cantik ini. Sifatnya yang dulunya manja berangsur lebih struggle karena keadaan yang serba sulit. Rachel pernah bekerja sebagai pelayan cafe di coffee shop tempat mereka berkumpul, asisten sebuah perusahaan pakaian dan hingga akhirnya sukses menjadi asisten dari Louis Vuitton. Bertemu sekumpulan sahabat ini di sebuah bar (yang diubah menjadi coffee shop) saat dia kebetulan mampir bersama teman-teman kaya nya. Disitulah Rachel bertemu Monica dan akhirnya berlanjut tinggal di New York.
Karakter Rachel adalah seorang wanita manja dan cengeng tapi bisa menjadi teman yang baik disaat susah karena dia akan membantu dengan sebisanya keluar dari masalah walaupun dia ngga tau apa masalahnya. Karena keadaan yang sulit menjadikan dia lebih dewasa dan bisa menerima keadaan. Sifatnya yang agak ceroboh dan kadang pelupa menjadikan dirinya kurang diandalkan para sahabatnya terutama Monica. Setia dengan sahabat dan juga atasannya. Dia dengan berat hati rela meninggalkan sahabtnya walaupun berat untuk bekerja di Paris (spoiler). Dia paling benci kalo disamakan dengan ayahnya yang galak dan kolot.
Joey Tribbiani
Diperankan oleh Matt Le Blanc adalah seorang playboy berkebangsaan Italia. Wajahnya yang (serasa) ganteng menjadinya dirinya pede tinggi. Joey bukan seorang yang pintar dalam bidang akademis, tapi dia pintar merayu setiap wanita cantik yang lewat, iya benar setiap wanita cantik. Kata saktinya "How you doin'?" menjadikan wanita kelepek-kelepek. Diantara semua sahabat, Jory lah paling modis kalo soal fashion. Keahliannya berakting menjadikannya dia sebagai aktor di beberapa opera sabun dan film murahan, bahkan teater rakyat pernah dia lakoni karena sulitnya mendapat peran di kota New York. Awal bertemu para sahabat adalah saat Chandler sedang mencari teman (patungan) apartemen. Awalnya Joey ngga kepilih Chandler karena kepedean merayu Monica (yang kamarnya berseberangan), tapi karena ada hal lain beruntungnya Joey terpilih menjadi teman sharing apartemen Chandler.
Karakter Joey yang jenaka dan ngga tau apa-apa ini lah yang membuat para sahabat kangen. Dia sering ngga paham apa yang para sahabatnya bahas karena keterbatasan akademisnya. Tapi Chandler dan Ross bisa mengandalkan Joey kalau untuk bicara ke wanita. Untuk kisah percintaan, Joey sepertinya anti punya pacar lebih dari 5 hari karena dia sering lupa sedang bersama siapa dia semalam. Jiwa bertahan hidupnya tinggi, walaupun seringkali curang dan akhirnya ketahuan. Dia selalu mengaku sebagai aktor, padahal cuma jadi figuran dan beberapa kali kerja serabutan. Joey sangat kompak dengan Chandler tapi sayangnya kadang keceplosan kalo lagi merahasiakan sesuatu. Sifat jahil Joey ke Chandler juga sangat didukung para sahabatnya.
Phoebe Buffay
Diperankan oleh Lisa Kudrow adalah seorang atheis yang absurd. Latar belakang Phoebe sebenarnya cukup kelam tapi entah kenapa ternyata bisa tergambar lucu di serial ini. Orang tua Phoebe adalah seorang hippies yang kecanduang narkoba dan alkohol. Sejak kecil Phoebe tinggal bersama ibunya yang pecandu alkohol dan menjual narkoba di lingkungannya. Sejak kecil Phoebe juga pernah merampas barang anak lain dan kebetulan seorang anak itu adalah Ross. Walaupun dari keluarga broken home Phoebe ngga pernah masuk ke hidupan gelap. Bahkan dia adalah seorang vegetarian dan anti pembunuhan hewan. Phoebe adalah seniman musik yang sering memainkan gitarnya di coffee shop walaupun lagunya ngga pernah jelas motifnya. Phoebe punya kembawan bernama Ursula Buffay. Sayangnya kembaran Phoene ini ngga sebaik kembarannya karena Ursula pernah menjadi sebagai penjual narkoba dan pemain film porno. Phoebe juga punya adik laki-laki yang bermasalah, yaitu jatuh cinta dengan wanita paruh baya dan pernah meminta tolong Phoebe untuk mengandung anaknya (dengan bantuan inseminasi) karena istrinya terlalu tua untuk mengandung. Sungguh kehidupan yang rumit tapi cukup lucu untuk ditertawakan.
Karakter Phoebe adalah seorang absurd, aneh, jenaka dan perasa. Dia ngga berani mengkritik seseorang sampai diminta. Sifatnya yang suka menyendiri dan punya kehidupan lain di luar para sahabatnya. Phoebe mudah bergaul walaupun ngga semua orang suka bergaul dengannya. Joey adalah salah satu sahabat yang mudah diajaknya bicara karena sifatnya yang sama-sama aneh. Kisah percintaanya cukup rumit karena pernah punya beberapa pacar punya janji bertemu di waktu yang bersamaan. Dia terlihat kurang peduli dengan masalah para sahabatnya tapi sebenarnya dia memperhatikan. Phoebe adalah pelengkap di kumpulan sahabat ini.
Selain karakter diatas, ada beberapa karakter yang mendukung cerita ini berlanjut sampai season 10. Sebut saja Gunther, si pelayan cafe berambut putih yang diam-diam menyukai Rachel. Janice, pacarnya Chandler yang sudah putus tapi sambung lagi dan putus lagi. Jack dan Jody, orang tua Ross dan Monica yang kolot. Selama 10 season kita akan melihat kematangan dari para karakter dan transformasi penampilan para aktor dan aktris Friends ini. Di sisi lain tanpa disadari kita bisa mempelajari karakter seseorang apalagi jika salah satu karakter Friends mirip seperti karakter sahabat kita sendiri. Dan dengan seknario yang kuat banyak terlahir kata-kata lelucon baru dan segar. Dengan cara berkomedi yang elegan tanpa memaksa, menjadikan serial Friends ini memiliki rating 9/10 di imdb. Kira-kira kamu mirip dengan karekter siapa dan suka dengan karekter siapa?
MEREKA SEKARANG (2015)
Ross Geller (David Schwimmer) 2015 |
Monica Geller (Courteney Cox) 2015 |
Chandler Bing (Matthew Peery) 2015 |
Rachel Green (Jennifer Aniston) 2015 |
Joey Tribbiani (Matt Le Blanc) 2015 |
Phoebe Buffay (Lisa Kudrow) 2015 |
Intro Serial Friends Season 1 - 10
Selasa, 12 Januari 2016
Surat Panggilan
Percayalah, tidak ada bagian dari “menjadi pengangguran” yang menyenangkan. Bangun tidur dengan perasaan bingung, menjalani hari dengan bermalas-malasan, menghabiskan malam dengan kesia-siaan. Dan yang lebih buruk lagi adalah ketika kamu berhadapan dengan orangtuamu, orang yang menghabiskan banyak uangnya demi sekolah dan kuliahmu. Betapa malunya kamu berhadapan dengan mereka ketika kamu harus meminta uang untuk sekadar beli pulsa. Lihat, bahkan untuk pulsa saja kamu masih harus meminta! Belum lagi beratnya menghadapi pertanyaan-pertanyaan bertema “Kapan kerja? Sudah kerja? Kerja di mana sekarang?”
Oh… semua itu sungguh mimpi buruk! Mimpi buruk yang kamu tidak mungkin bisa bangun darinya. Begitulah yang kujalani sejak dengan gembiranya, 19 November lalu, aku dan teman-teman seangkatan lainnya diangkat sumpah.
Sebenarnya aku menjadi pengangguran seperti ini bukan tanpa alasan. Sekarang ini menjadi perawat sangat sulit. Meski sudah lulus kuliah, dan lulus profesi ners, kita masih belum bisa bekerja sebagai perawat sebelum mendapat STR (Surat Tanda Registrasi). Untuk mendapat STR, kita harus ikut Uji Kompetensi yang dilakukan serempak seluruh Indonesia, yang sialnya, hanya dilakukan dua kali dalam satu tahun. Untuk tahun ini Uji Kompetensi dilakukan bulan Maret dan September. Setelah Uji Kompetensi pun, kita masih harus menunggu hingga pengumuman kelulusan ujian. Berdasarkan tahun-tahun-tahun yang lalu, sebagian besar peserta tidak lulus. Baik, anggaplah kita menjadi orang yang beruntung: lulus. Setelah lulus itu, kita masih harus menunggu hingga STR diterbitkan. Jadi, saat ini aku hanya bisa menjadi penunggu yang baik.
Meskipun perawat sejak beberapa tahun terakhir ini harus memegang STR, pada kenyataannya banyak juga yang bekerja sebagai perawat tanpa memiliki STR. Sebut saja mereka yang memiliki “orang dalam”. Atau jika bekerja di institusi yang tidak mengharuskan perawatnya memiliki STR, biasanya di PUSKESMAS atau di perusahaan. Atau oleh mereka-mereka yang beruntung. Apa sih yang tidak, buat orang beruntung? Maka demi menjadi orang beruntung itu, saraf-saraf di semua indraku menajam demi mendapat informasi.
Dari sinilah cerita ini bermula, dari sebuah DP BBM yang dipajang teman satu angkatan. DP itu berupa screenshoot dari sebuah website loker, sebut saja Trovit.co.id (nama sebenarnya) yang menginformasikan ada lowongan pekerjaan sebagai perawat di sebuah rumah sakit. Dengan saraf yang tajam, serta semangat yang menggebu, langsung aku meluncur ke website tersebut dan memeriksanya. Rupanya memang benar. Bukan hanya satu, bahkan ada dua rumah sakit yang perlu perawat. RS Siloam Hospitals dan RS Husada. Keduanya di Jakarta. Hebatnya, website tersebut juga menyediakan fitur mengirimkan surat lamaran beserta CV kita. Dengan cepat aku membuat surat lamaran dan CV lalu mengunggahnya. Harapan itu memang tipis, tapi harapan itu menyenangkan. Aku memang tidak terlalu berharap, tapi bohong jika mengaku tidak berharap.
Dua hari kemudian, sebuah SMS membuat jantungku berdetak tidak teratur.
Surat terlampir tersebut langsung kudownload dan kubaca. Pertama-tama yang dari RS Husada. Ada 5 halaman.
Halaman berikutnya adalah jadwal kegiatan selama dua hari, mulai dari registrasi, psikotes, tes tertulis, tes kesehatan, tes wawancara, meeting, diskusi kelompok, pengumumam, penentuan lokasi dan jabatan, penandatanganan surat perjanjian kerja, hingga penutupan.
Lalu ada syarat-syarat yang harus dibawa.
Lalu ada keterangan, yang isinya:
Lalu ada syarat-syarat untuk bisa mengikuti tes seleksi.
Lalu ada cara mendapatkan kartu tes dan reservasi tiket transportasi.
Lalu ada semacam perjanjian dalam mengikuti tes ini.
Aku senang tidak kepalang. Kemudian kubuka surat panggilan dari RS Siloam Hospitals. Ada 7 halaman.
Kali ini kebahagiaanku telah berlipat-lipat. Pada halaman selanjutnya tertera nama-nama peserta tes seleksi, ada 20 (hanya 20), termasuk di antaranya namaku. Kemungkinanku untuk lolos sangat besar.
Lalu ada pula bagian ini di surat tersebut:
Tapi aku lekas memberitahu orangtuaku perihal kemujuran tersebut. Jantungku yang berdetak cepat dan napasku yang tidak teratur membuatku menjelaskan seperti orang habis lari.
“Beritahu abahmu,” kata Ibu.
Kuberitahu Abah.
“Ah, paling nantinya kamu jalan-jalan aja…,” komentar Abah. Beliau memang selalu berkomentar negatif, dalam hal apa saja.
“Tidak, Bah, ini jadwalnya sudah diatur panitia. Tidak ada waktu buat jalan-jalan. Habis selesai langsung pulang…”
“Bukannya ijazah dan transkip nilaimu belum dibagi?”
“Iya, besok ulun coba tanyakan ke kampus, siapa tahu bisa diambil. Kalaupun tidak bisa, kan sudah ada Surat Keterangan Lulus.”
“Memangnya bisa pakai itu?” tanya Ibu.
“Insya Allah bisa. Kalau tidak dicoba ya tidak tahu. Daripada nanti menyesal.”
“Abah cuma ada uang dua juta. Kalau bulan Maret nanti kamu mau ikut pelatihan Abah tidak bisa lagi memberi uang.” Beliau memang pelit, pada siapa saja.
“Tidak apa, Bah. Di sini katanya uang transport dan menginap akan diganti.”
“Berarti dua juta sudah cukup, kan? Ya sudah, nanti Abah ke ATM. Mudahan bisa.” Meskipun di kampung, di samping rumahku ada ATM, tapi stok uang di ATM tersebut sering kehabisan. “Besok jangan lupa ke kampus, apa yang bisa dibawa, kalau ijazah tidak bisa, paling tidak transkip nilai!”
Sekarang masalah teratasi. Kecuali soal rumah sakit mana yang harus didatangi. Husada, atau Siloam. Jakarta, atau Surabaya. Tapi yang manapun, bukan masalah besar, sebab biaya transport dan akomodasi selama di sana sudah ditanggung. Beginilah rupanya rumah sakit besar. Tidak tanggung-tanggung dalam merekrut karyawan.
“Jangan-jangan penipuan….,” celetuk Ibu.
Penipuan? Aku tidak pernah berpikir hal itu. Tidak mungkin. Ah, mungkin saja. Ya, mungkin sekali!
Aku langsung browsing. Membuka halaman pencari dan mengetik keyword: penipuan, lowongan kerja, trovit, rumah sakit.
Muncullah banyak hasil. Dan semua hasil itu sungguh memilukan hati. Memang bukan Trovit yang melakukan penipuan, website tersebut hanyalah menyediakan layanan untuk perusahaan yang mencari karyawan, sama seperti OLX atau Berniaga yang memberikan layanan pada penjual untuk memasarkan dagangannya. Akan tetapi orang-orang yang memanfaatkan layanan tersebutlah yang melakukan penipuan dengan mengatasnamakan perusahaan atau rumah sakit besar agar calon korban percaya.
Ah, syukurlah aku cepat menyadari, atau lebih tepatnya disadarkan. Aku hanya kesal kenapa tidak sadar lebih awal. Harusnya aku curiga ketika si penipu tersebut memberikan syarat harus mentransfer uang transport terlebih dahulu ke agen travel mereka untuk dipesankan tiket. Atau ketika melihat kop surat bukannya dengan logo rumah sakit tersebut, melainkan logo Bakti Husada. Atau ketika si pengirim email menggunakan email gratisan (gmail.com). Atau ketika surat tersebut diketik dengan EYD yang buruk. Atau ketika gaji yang ditawarkan sungguh di luar nalar.
“Coba dicek dulu, rumah sakitnya memang benar ada atau tidak. Kalau ada coba ditelepon, apakah memang ada penerimaan karyawan atau tidak,” saran Abah kemudian.
Aku tidak perlu melakukan saran tersebut. Rumah sakit tersebut memang benar ada. Tapi kalaupun mereka memang perlu karyawan, tentu tidak akan mengumumkannya di website semacam Trovit.co.id, pastilah mereka mengumumkannya di website mereka sendiri, dan tentunya tidak akan menawarkan hal-hal aneh seperti ini.
“Ya sudah, tidak usah saja, Bah. Ini mungkin penipuan.” Aku bilang ‘mungkin’, meskipun aku tahu ‘pasti’. Ini agar tidak menambah maluku di hadapan orangtua.
Hah… andai saja uang itu kutransfer, maka rutinitasku sebagai pengangguran akan bertambah setiap paginya, yaitu berbicara dengan cermin.
“Apa kabar, pengangguran malang…?”
Oh… semua itu sungguh mimpi buruk! Mimpi buruk yang kamu tidak mungkin bisa bangun darinya. Begitulah yang kujalani sejak dengan gembiranya, 19 November lalu, aku dan teman-teman seangkatan lainnya diangkat sumpah.
Sebenarnya aku menjadi pengangguran seperti ini bukan tanpa alasan. Sekarang ini menjadi perawat sangat sulit. Meski sudah lulus kuliah, dan lulus profesi ners, kita masih belum bisa bekerja sebagai perawat sebelum mendapat STR (Surat Tanda Registrasi). Untuk mendapat STR, kita harus ikut Uji Kompetensi yang dilakukan serempak seluruh Indonesia, yang sialnya, hanya dilakukan dua kali dalam satu tahun. Untuk tahun ini Uji Kompetensi dilakukan bulan Maret dan September. Setelah Uji Kompetensi pun, kita masih harus menunggu hingga pengumuman kelulusan ujian. Berdasarkan tahun-tahun-tahun yang lalu, sebagian besar peserta tidak lulus. Baik, anggaplah kita menjadi orang yang beruntung: lulus. Setelah lulus itu, kita masih harus menunggu hingga STR diterbitkan. Jadi, saat ini aku hanya bisa menjadi penunggu yang baik.
Meskipun perawat sejak beberapa tahun terakhir ini harus memegang STR, pada kenyataannya banyak juga yang bekerja sebagai perawat tanpa memiliki STR. Sebut saja mereka yang memiliki “orang dalam”. Atau jika bekerja di institusi yang tidak mengharuskan perawatnya memiliki STR, biasanya di PUSKESMAS atau di perusahaan. Atau oleh mereka-mereka yang beruntung. Apa sih yang tidak, buat orang beruntung? Maka demi menjadi orang beruntung itu, saraf-saraf di semua indraku menajam demi mendapat informasi.
Dari sinilah cerita ini bermula, dari sebuah DP BBM yang dipajang teman satu angkatan. DP itu berupa screenshoot dari sebuah website loker, sebut saja Trovit.co.id (nama sebenarnya) yang menginformasikan ada lowongan pekerjaan sebagai perawat di sebuah rumah sakit. Dengan saraf yang tajam, serta semangat yang menggebu, langsung aku meluncur ke website tersebut dan memeriksanya. Rupanya memang benar. Bukan hanya satu, bahkan ada dua rumah sakit yang perlu perawat. RS Siloam Hospitals dan RS Husada. Keduanya di Jakarta. Hebatnya, website tersebut juga menyediakan fitur mengirimkan surat lamaran beserta CV kita. Dengan cepat aku membuat surat lamaran dan CV lalu mengunggahnya. Harapan itu memang tipis, tapi harapan itu menyenangkan. Aku memang tidak terlalu berharap, tapi bohong jika mengaku tidak berharap.
Dua hari kemudian, sebuah SMS membuat jantungku berdetak tidak teratur.
KepadaAku segera membuka email. Ternyata bukan hanya RS Siloam Hospitals, RS Husada juga mengirim email Surat Panggilan Tes. Detak jantungku semakin tidak teratur. Napasku tersengal-sengal. Aku bahagia luar biasa. Aku memang belum pasti diterima di salah satu rumah sakit tersebut, tapi mendapat panggilan tes sudah merupakan kebahagiaan yang tiada tara.
Yth.
Peserta tes seleksi calon karyawan Rs siloam hospitals,surat panggilan tes sudah kami kirim melalui E-mail, kompirmasi kehadiran secepatnya.
Trimakasih.
Surat terlampir tersebut langsung kudownload dan kubaca. Pertama-tama yang dari RS Husada. Ada 5 halaman.
Sehubungan dengan rekrutmen calon Pegawai Tahun 2016 pada RS HUSADA yang bertujuan untuk menentukan individu-individu yang tepat dan berkualitas sesuai dengan tuntutan dan tantangan dari setiap posisi yang kami tawarkan dan berdasarkan hasil evaluasi administrasi terhadap lamaran pekerjaan saudara/i dengan ini kami nyatakan :
Memenuhi Persyaratan Administrasi Dan Kualifikasi
Untuk mengikuti tahapan tes seleksi yang akan diadakan sesuai dengan jadwal sebagai berikut :
Hari, Tanggal : Kamis 14 Jan 2016 s.d. Jum'at 15 Jan 2016
Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d. Selesai
Tempat : Traning and Human Development Centre Jakarta
Jl. Mangga Besar No.137-139, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10730, Indonesia
Mengingat pentingnya tahapan tersebut diatas, maka peserta tidak boleh di wakili, dan apabila tidak mengikuti sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, maka peserta yang bersangkutan secara otomatis kami anggap gugur, atau mengundurkan diri, karena kehadiran mengikuti tahapan tersebut yang menentukan kelulusan.
Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan kehadiran Saudara/i kami sampaikan terima kasih.
( Hormat kami)
(RS. HUSADA
HR Development Departement
Prof. Dr. Agus Tanjung, Skm, Ms
Recruitmet Section
Halaman berikutnya adalah jadwal kegiatan selama dua hari, mulai dari registrasi, psikotes, tes tertulis, tes kesehatan, tes wawancara, meeting, diskusi kelompok, pengumumam, penentuan lokasi dan jabatan, penandatanganan surat perjanjian kerja, hingga penutupan.
Lalu ada syarat-syarat yang harus dibawa.
Lalu ada keterangan, yang isinya:
Selama kegiatan tahapan tes berlansung, panitia menyediakan fasilitas untuk semua para peserta berupa akomodasi, penginapan, konsumsi, demobilisasi penjemputan & biaya transportasi pp, dengan ketentuan sbb:Aku semakin bahagia. Jantungku semakin kencang. Napasku semakin memburu.
a) Peserta yang berasal dari luar wilayah JAKARTA, akan disediakan tempat penginapan serta akomodasi & diberikan penggantian biaya transportasi (pp), setelah di lokasi tes.
b) Penggantian akan di berikan setelah peserta tiba di tempat tes, dimana untuk biaya hotel akomodasi atau biaya tiket transportasi peserta dari tempat domisili ketempat pelaksanaan kegiatan akan ditanggung (Beban) sementara, atau peserta terlebih dahulu, talangi pembayaran tiket tsb di agent biro perjalanan yang telah ditentukan/sediakan.
c)…….
d)…….
Lalu ada syarat-syarat untuk bisa mengikuti tes seleksi.
Lalu ada cara mendapatkan kartu tes dan reservasi tiket transportasi.
Lalu ada semacam perjanjian dalam mengikuti tes ini.
Aku senang tidak kepalang. Kemudian kubuka surat panggilan dari RS Siloam Hospitals. Ada 7 halaman.
Berdasarkan hasil evaluasi tim seleksi terhadap lamaran kerja Saudara yang kami terima, dengan Ini kami sampaikan bahwa berkas lamaran Saudara memenuhi persyaratan yang ditetapkan. sehingga Saudara dapat mengikuti tes seleksi calon Karyawan(i) RS.SILOAM HOSPITALS.Untuk dapat mengikuti seleksi ini Saudara di wajibkan membawa KTP / SIM (Kartu indentitas diri asli) Serta Surat Panggilan Tes yang sudah di kirim via E-mail ke masing-masing peserta (Surat Mohon di Print). .
Peserta yang namanya terdaftar diharapkan untuk mengikuti pengarahan yang akan diselenggarakan pada
Hari/Tgl : Rabu 13 Januari 2016 S/d Kamis 14 Januari 2016
Waktu : Pk 08.00 WIB
Tempat : Rs.Siloam Hospitals. Ruang Rapat Lantai Ii
Alamat : Jl.Raya Gubeng No 70, Surabaya 60281
.
Peserta diharapkan hadir tepat waktu dan membawa berkas-berkas kelengkapan administrasi yang diminta (terlampir). Peserta Yang M endapatkan Surat Panggilan Interview, Khusus Yang Berasal Dari Luar Kota, Anda Hanya Diundang Untuk M engikuti Seleksi Tahap Tes Di Surabaya. Penempatan Kerja Untuk Semua Karyawan,Ditempatkan Didaerah Masing-Masing. Calon Karyawan yang mengikuti tahapan tersebut diatas akan mendapat fasilitas dari RS.SILOAM HOSPITALS. berupa biaya transportasi dan akomodasi (penginapan dan komsumsi), dimana dalam pelaksanaannya menggunakan metode penggantian yaitu Biaya Transportasi dan Akomdasi tersebut untuk sementara ditalangi atau menjadi beban sementara pada Calon Karyawan(i)/peserta dan akan mendapat penggantian biaya tersebut di atas oleh pihak RS.SILOAM HOSPITALS.Penggantian biaya tersebut akan dilaksanaan sebelum kegiatan tersebut di mulai dan hal ini berlaku untuk semua peserta/Calon Karyawan(i) Yang mengikuti Tahapan Seleksi ini (Lampiran : Prosedur Penggantian Dana Transportasi).
Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta 12 Januari 2016
Hormat kami
Direktur SDM Dan UMUM
RS.SILOAM HOSPITALS
DR. Ghersu Candi Paul
Kali ini kebahagiaanku telah berlipat-lipat. Pada halaman selanjutnya tertera nama-nama peserta tes seleksi, ada 20 (hanya 20), termasuk di antaranya namaku. Kemungkinanku untuk lolos sangat besar.
Lalu ada pula bagian ini di surat tersebut:
Rs.Siloam Hospitals menyatakan gaji karyawan akan meningkat berlipat-lipat kali bila di dasarkan pada level tuntutan SERIKAT PEKERJA Rs.Siloam Hospitals :Fantastis! Aku tidak fokus lagi memperhatikan halaman-halaman selanjutnya. Isinya relatif sama dengan surat panggilan tes dari RS Husada. Yang aku pikirkan adalah mana yang harus kupilih, karena kedua tes tersebut di hari yang sama. Aku juga memikirkan salah satu syaratnya, yaitu membawa fotokopi ijazah dan transkip nilai, karena sampai saat ini kedua hal paling penting tersebut belum juga dibagikan kampus. Begitulah kampusku, selalu lambat dalam hal-hal penting seperti ini, tapi selalu meminta cepat jika masalah bayar-membayar.
Dasar Gaji Awal untuk Karyawan Baru Rs.Siloam Hospitals sebesar Rp. 11,5 juta/bulan.
Bagi karyawan non staf dengan kompetensi tertinggi, Rs.Siloam Hospitals akan menetapkan gaji Rp. 14,5 – 21,7 juta/bulan..
Tapi aku lekas memberitahu orangtuaku perihal kemujuran tersebut. Jantungku yang berdetak cepat dan napasku yang tidak teratur membuatku menjelaskan seperti orang habis lari.
“Beritahu abahmu,” kata Ibu.
Kuberitahu Abah.
“Ah, paling nantinya kamu jalan-jalan aja…,” komentar Abah. Beliau memang selalu berkomentar negatif, dalam hal apa saja.
“Tidak, Bah, ini jadwalnya sudah diatur panitia. Tidak ada waktu buat jalan-jalan. Habis selesai langsung pulang…”
“Bukannya ijazah dan transkip nilaimu belum dibagi?”
“Iya, besok ulun coba tanyakan ke kampus, siapa tahu bisa diambil. Kalaupun tidak bisa, kan sudah ada Surat Keterangan Lulus.”
“Memangnya bisa pakai itu?” tanya Ibu.
“Insya Allah bisa. Kalau tidak dicoba ya tidak tahu. Daripada nanti menyesal.”
“Abah cuma ada uang dua juta. Kalau bulan Maret nanti kamu mau ikut pelatihan Abah tidak bisa lagi memberi uang.” Beliau memang pelit, pada siapa saja.
“Tidak apa, Bah. Di sini katanya uang transport dan menginap akan diganti.”
“Berarti dua juta sudah cukup, kan? Ya sudah, nanti Abah ke ATM. Mudahan bisa.” Meskipun di kampung, di samping rumahku ada ATM, tapi stok uang di ATM tersebut sering kehabisan. “Besok jangan lupa ke kampus, apa yang bisa dibawa, kalau ijazah tidak bisa, paling tidak transkip nilai!”
Sekarang masalah teratasi. Kecuali soal rumah sakit mana yang harus didatangi. Husada, atau Siloam. Jakarta, atau Surabaya. Tapi yang manapun, bukan masalah besar, sebab biaya transport dan akomodasi selama di sana sudah ditanggung. Beginilah rupanya rumah sakit besar. Tidak tanggung-tanggung dalam merekrut karyawan.
“Jangan-jangan penipuan….,” celetuk Ibu.
Penipuan? Aku tidak pernah berpikir hal itu. Tidak mungkin. Ah, mungkin saja. Ya, mungkin sekali!
Aku langsung browsing. Membuka halaman pencari dan mengetik keyword: penipuan, lowongan kerja, trovit, rumah sakit.
Muncullah banyak hasil. Dan semua hasil itu sungguh memilukan hati. Memang bukan Trovit yang melakukan penipuan, website tersebut hanyalah menyediakan layanan untuk perusahaan yang mencari karyawan, sama seperti OLX atau Berniaga yang memberikan layanan pada penjual untuk memasarkan dagangannya. Akan tetapi orang-orang yang memanfaatkan layanan tersebutlah yang melakukan penipuan dengan mengatasnamakan perusahaan atau rumah sakit besar agar calon korban percaya.
Ah, syukurlah aku cepat menyadari, atau lebih tepatnya disadarkan. Aku hanya kesal kenapa tidak sadar lebih awal. Harusnya aku curiga ketika si penipu tersebut memberikan syarat harus mentransfer uang transport terlebih dahulu ke agen travel mereka untuk dipesankan tiket. Atau ketika melihat kop surat bukannya dengan logo rumah sakit tersebut, melainkan logo Bakti Husada. Atau ketika si pengirim email menggunakan email gratisan (gmail.com). Atau ketika surat tersebut diketik dengan EYD yang buruk. Atau ketika gaji yang ditawarkan sungguh di luar nalar.
“Coba dicek dulu, rumah sakitnya memang benar ada atau tidak. Kalau ada coba ditelepon, apakah memang ada penerimaan karyawan atau tidak,” saran Abah kemudian.
Aku tidak perlu melakukan saran tersebut. Rumah sakit tersebut memang benar ada. Tapi kalaupun mereka memang perlu karyawan, tentu tidak akan mengumumkannya di website semacam Trovit.co.id, pastilah mereka mengumumkannya di website mereka sendiri, dan tentunya tidak akan menawarkan hal-hal aneh seperti ini.
“Ya sudah, tidak usah saja, Bah. Ini mungkin penipuan.” Aku bilang ‘mungkin’, meskipun aku tahu ‘pasti’. Ini agar tidak menambah maluku di hadapan orangtua.
Hah… andai saja uang itu kutransfer, maka rutinitasku sebagai pengangguran akan bertambah setiap paginya, yaitu berbicara dengan cermin.
“Apa kabar, pengangguran malang…?”
Langganan:
Postingan (Atom)