Selasa, 12 Januari 2016

Surat Panggilan

Percayalah, tidak ada bagian dari “menjadi pengangguran” yang menyenangkan. Bangun tidur dengan perasaan bingung, menjalani hari dengan bermalas-malasan, menghabiskan malam dengan kesia-siaan. Dan yang lebih buruk lagi adalah ketika kamu berhadapan dengan orangtuamu, orang yang menghabiskan banyak uangnya demi sekolah dan kuliahmu. Betapa malunya kamu berhadapan dengan mereka ketika kamu harus meminta uang untuk sekadar beli pulsa. Lihat, bahkan untuk pulsa saja kamu masih harus meminta! Belum lagi beratnya menghadapi pertanyaan-pertanyaan bertema “Kapan kerja? Sudah kerja? Kerja di mana sekarang?”
Oh… semua itu sungguh mimpi buruk! Mimpi buruk yang kamu tidak mungkin bisa bangun darinya. Begitulah yang kujalani sejak dengan gembiranya, 19 November lalu, aku dan teman-teman seangkatan lainnya diangkat sumpah.

Sebenarnya aku menjadi pengangguran seperti ini bukan tanpa alasan. Sekarang ini menjadi perawat sangat sulit. Meski sudah lulus kuliah, dan lulus profesi ners, kita masih belum bisa bekerja sebagai perawat sebelum mendapat STR (Surat Tanda Registrasi). Untuk mendapat STR, kita harus ikut Uji Kompetensi yang dilakukan serempak seluruh Indonesia, yang sialnya, hanya dilakukan dua kali dalam satu tahun. Untuk tahun ini Uji Kompetensi dilakukan bulan Maret dan September. Setelah Uji Kompetensi pun, kita masih harus menunggu hingga pengumuman kelulusan ujian. Berdasarkan tahun-tahun-tahun yang lalu, sebagian besar peserta tidak lulus. Baik, anggaplah kita menjadi orang yang beruntung: lulus. Setelah lulus itu, kita masih harus menunggu hingga STR diterbitkan. Jadi, saat ini aku hanya bisa menjadi penunggu yang baik.
Meskipun perawat sejak beberapa tahun terakhir ini harus memegang STR, pada kenyataannya banyak juga yang bekerja sebagai perawat tanpa memiliki STR. Sebut saja mereka yang memiliki “orang dalam”. Atau jika bekerja di institusi yang tidak mengharuskan perawatnya memiliki STR, biasanya di PUSKESMAS atau di perusahaan. Atau oleh mereka-mereka yang beruntung. Apa sih yang tidak, buat orang beruntung? Maka demi menjadi orang beruntung itu, saraf-saraf di semua indraku menajam demi mendapat informasi.
Dari sinilah cerita ini bermula, dari sebuah DP BBM yang dipajang teman satu angkatan. DP itu berupa screenshoot dari sebuah website loker, sebut saja Trovit.co.id (nama sebenarnya) yang menginformasikan ada lowongan pekerjaan sebagai perawat di sebuah rumah sakit. Dengan saraf yang tajam, serta semangat yang menggebu, langsung aku meluncur ke website tersebut dan memeriksanya. Rupanya memang benar. Bukan hanya satu, bahkan ada dua rumah sakit yang perlu perawat. RS Siloam Hospitals dan RS Husada. Keduanya di Jakarta. Hebatnya, website tersebut juga menyediakan fitur mengirimkan surat lamaran beserta CV kita. Dengan cepat aku membuat surat lamaran dan CV lalu mengunggahnya. Harapan itu memang tipis, tapi harapan itu menyenangkan. Aku memang tidak terlalu berharap, tapi bohong jika mengaku tidak berharap.
Dua hari kemudian, sebuah SMS membuat jantungku berdetak tidak teratur.
Kepada
Yth.
Peserta tes seleksi calon karyawan Rs siloam hospitals,surat panggilan tes sudah kami kirim melalui E-mail, kompirmasi kehadiran secepatnya.
Trimakasih.
Aku segera membuka email. Ternyata bukan hanya RS Siloam Hospitals, RS Husada juga mengirim email Surat Panggilan Tes. Detak jantungku semakin tidak teratur. Napasku tersengal-sengal. Aku bahagia luar biasa. Aku memang belum pasti diterima di salah satu rumah sakit tersebut, tapi mendapat panggilan tes sudah merupakan kebahagiaan yang tiada tara.
Surat terlampir tersebut langsung kudownload dan kubaca. Pertama-tama yang dari RS Husada. Ada 5 halaman.

Sehubungan dengan rekrutmen calon Pegawai Tahun 2016 pada RS HUSADA yang bertujuan untuk menentukan individu-individu yang tepat dan berkualitas sesuai dengan tuntutan dan tantangan dari setiap posisi yang kami tawarkan dan berdasarkan hasil evaluasi administrasi terhadap lamaran pekerjaan saudara/i dengan ini kami nyatakan :
Memenuhi Persyaratan Administrasi Dan Kualifikasi
Untuk mengikuti tahapan tes seleksi yang akan diadakan sesuai dengan jadwal sebagai berikut :
Hari, Tanggal : Kamis 14 Jan 2016 s.d. Jum'at 15 Jan 2016
Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d. Selesai
Tempat : Traning and Human Development Centre Jakarta
Jl. Mangga Besar No.137-139, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10730, Indonesia
Mengingat pentingnya tahapan tersebut diatas, maka peserta tidak boleh di wakili, dan apabila tidak mengikuti sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, maka peserta yang bersangkutan secara otomatis kami anggap gugur, atau mengundurkan diri, karena kehadiran mengikuti tahapan tersebut yang menentukan kelulusan.
Demikian undangan ini disampaikan, atas perhatian dan kehadiran Saudara/i kami sampaikan terima kasih.
( Hormat kami)
(RS. HUSADA
HR Development Departement


Prof. Dr. Agus Tanjung, Skm, Ms
Recruitmet Section


Halaman berikutnya adalah jadwal kegiatan selama dua hari, mulai dari registrasi, psikotes, tes tertulis, tes kesehatan, tes wawancara, meeting, diskusi kelompok, pengumumam, penentuan lokasi dan jabatan, penandatanganan surat perjanjian kerja, hingga penutupan.
Lalu ada syarat-syarat yang harus dibawa.
Lalu ada keterangan, yang isinya:
Selama kegiatan tahapan tes berlansung, panitia menyediakan fasilitas untuk semua para peserta berupa akomodasi, penginapan, konsumsi, demobilisasi penjemputan & biaya transportasi pp, dengan ketentuan sbb:
a) Peserta yang berasal dari luar wilayah JAKARTA, akan disediakan tempat penginapan serta akomodasi & diberikan penggantian biaya transportasi (pp), setelah di lokasi tes.
b) Penggantian akan di berikan setelah peserta tiba di tempat tes, dimana untuk biaya hotel akomodasi atau biaya tiket transportasi peserta dari tempat domisili ketempat pelaksanaan kegiatan akan ditanggung (Beban) sementara, atau peserta terlebih dahulu, talangi pembayaran tiket tsb di agent biro perjalanan yang telah ditentukan/sediakan.
c)…….
d)…….
Aku semakin bahagia. Jantungku semakin kencang. Napasku semakin memburu.
Lalu ada syarat-syarat untuk bisa mengikuti tes seleksi.
Lalu ada cara mendapatkan kartu tes dan reservasi tiket transportasi.
Lalu ada semacam perjanjian dalam mengikuti tes ini.
Aku senang tidak kepalang. Kemudian kubuka surat panggilan dari RS Siloam Hospitals. Ada 7 halaman.

Berdasarkan hasil evaluasi tim seleksi terhadap lamaran kerja Saudara yang kami terima, dengan Ini kami sampaikan bahwa berkas lamaran Saudara memenuhi persyaratan yang ditetapkan. sehingga Saudara dapat mengikuti tes seleksi calon Karyawan(i) RS.SILOAM HOSPITALS.Untuk dapat mengikuti seleksi ini Saudara di wajibkan membawa KTP / SIM (Kartu indentitas diri asli) Serta Surat Panggilan Tes yang sudah di kirim via E-mail ke masing-masing peserta (Surat Mohon di Print). .
Peserta yang namanya terdaftar diharapkan untuk mengikuti pengarahan yang akan diselenggarakan pada
Hari/Tgl : Rabu 13 Januari 2016 S/d Kamis 14 Januari 2016
Waktu : Pk 08.00 WIB
Tempat : Rs.Siloam Hospitals. Ruang Rapat Lantai Ii
Alamat : Jl.Raya Gubeng No 70, Surabaya 60281
.
Peserta diharapkan hadir tepat waktu dan membawa berkas-berkas kelengkapan administrasi yang diminta (terlampir). Peserta Yang M endapatkan Surat Panggilan Interview, Khusus Yang Berasal Dari Luar Kota, Anda Hanya Diundang Untuk M engikuti Seleksi Tahap Tes Di Surabaya. Penempatan Kerja Untuk Semua Karyawan,Ditempatkan Didaerah Masing-Masing. Calon Karyawan yang mengikuti tahapan tersebut diatas akan mendapat fasilitas dari RS.SILOAM HOSPITALS. berupa biaya transportasi dan akomodasi (penginapan dan komsumsi), dimana dalam pelaksanaannya menggunakan metode penggantian yaitu Biaya Transportasi dan Akomdasi tersebut untuk sementara ditalangi atau menjadi beban sementara pada Calon Karyawan(i)/peserta dan akan mendapat penggantian biaya tersebut di atas oleh pihak RS.SILOAM HOSPITALS.Penggantian biaya tersebut akan dilaksanaan sebelum kegiatan tersebut di mulai dan hal ini berlaku untuk semua peserta/Calon Karyawan(i) Yang mengikuti Tahapan Seleksi ini (Lampiran : Prosedur Penggantian Dana Transportasi).
Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta 12 Januari 2016
Hormat kami
Direktur SDM Dan UMUM
RS.SILOAM HOSPITALS

DR. Ghersu Candi Paul

Kali ini kebahagiaanku telah berlipat-lipat. Pada halaman selanjutnya tertera nama-nama peserta tes seleksi, ada 20 (hanya 20), termasuk di antaranya namaku. Kemungkinanku untuk lolos sangat besar.
Lalu ada pula bagian ini di surat tersebut:
Rs.Siloam Hospitals menyatakan gaji karyawan akan meningkat berlipat-lipat kali bila di dasarkan pada level tuntutan SERIKAT PEKERJA Rs.Siloam Hospitals :
Dasar Gaji Awal untuk Karyawan Baru Rs.Siloam Hospitals sebesar Rp. 11,5 juta/bulan.
Bagi karyawan non staf dengan kompetensi tertinggi, Rs.Siloam Hospitals akan menetapkan gaji Rp. 14,5 – 21,7 juta/bulan..
Fantastis! Aku tidak fokus lagi memperhatikan halaman-halaman selanjutnya. Isinya relatif sama dengan surat panggilan tes dari RS Husada. Yang aku pikirkan adalah mana yang harus kupilih, karena kedua tes tersebut di hari yang sama. Aku juga memikirkan salah satu syaratnya, yaitu membawa fotokopi ijazah dan transkip nilai, karena sampai saat ini kedua hal paling penting tersebut belum juga dibagikan kampus. Begitulah kampusku, selalu lambat dalam hal-hal penting seperti ini, tapi selalu meminta cepat jika masalah bayar-membayar.
Tapi aku lekas memberitahu orangtuaku perihal kemujuran tersebut. Jantungku yang berdetak cepat dan napasku yang tidak teratur membuatku menjelaskan seperti orang habis lari.
“Beritahu abahmu,” kata Ibu.
Kuberitahu Abah.
“Ah, paling nantinya kamu jalan-jalan aja…,” komentar Abah. Beliau memang selalu berkomentar negatif, dalam hal apa saja.
“Tidak, Bah, ini jadwalnya sudah diatur panitia. Tidak ada waktu buat jalan-jalan. Habis selesai langsung pulang…”
“Bukannya ijazah dan transkip nilaimu belum dibagi?”
“Iya, besok ulun coba tanyakan ke kampus, siapa tahu bisa diambil. Kalaupun tidak bisa, kan sudah ada Surat Keterangan Lulus.”
“Memangnya bisa pakai itu?” tanya Ibu.
“Insya Allah bisa. Kalau tidak dicoba ya tidak tahu. Daripada nanti menyesal.”
“Abah cuma ada uang dua juta. Kalau bulan Maret nanti kamu mau ikut pelatihan Abah tidak bisa lagi memberi uang.” Beliau memang pelit, pada siapa saja.
“Tidak apa, Bah. Di sini katanya uang transport dan menginap akan diganti.”
“Berarti dua juta sudah cukup, kan? Ya sudah, nanti Abah ke ATM. Mudahan bisa.” Meskipun di kampung, di samping rumahku ada ATM, tapi stok uang di ATM tersebut sering kehabisan. “Besok jangan lupa ke kampus, apa yang bisa dibawa, kalau ijazah tidak bisa, paling tidak transkip nilai!”
Sekarang masalah teratasi. Kecuali soal rumah sakit mana yang harus didatangi. Husada, atau Siloam. Jakarta, atau Surabaya. Tapi yang manapun, bukan masalah besar, sebab biaya transport dan akomodasi selama di sana sudah ditanggung. Beginilah rupanya rumah sakit besar. Tidak tanggung-tanggung dalam merekrut karyawan.
“Jangan-jangan penipuan….,” celetuk Ibu.
Penipuan? Aku tidak pernah berpikir hal itu. Tidak mungkin. Ah, mungkin saja. Ya, mungkin sekali!
Aku langsung browsing. Membuka halaman pencari dan mengetik keyword: penipuan, lowongan kerja, trovit, rumah sakit.
Muncullah banyak hasil. Dan semua hasil itu sungguh memilukan hati. Memang bukan Trovit yang melakukan penipuan, website tersebut hanyalah menyediakan layanan untuk perusahaan yang mencari karyawan, sama seperti OLX atau Berniaga yang memberikan layanan pada penjual untuk memasarkan dagangannya. Akan tetapi orang-orang yang memanfaatkan layanan tersebutlah yang melakukan penipuan dengan mengatasnamakan perusahaan atau rumah sakit besar agar calon korban percaya.
Ah, syukurlah aku cepat menyadari, atau lebih tepatnya disadarkan. Aku hanya kesal kenapa tidak sadar lebih awal. Harusnya aku curiga ketika si penipu tersebut memberikan syarat harus mentransfer uang transport terlebih dahulu ke agen travel mereka untuk dipesankan tiket. Atau ketika melihat kop surat bukannya dengan logo rumah sakit tersebut, melainkan logo Bakti Husada. Atau ketika si pengirim email menggunakan email gratisan (gmail.com). Atau ketika surat tersebut diketik dengan EYD yang buruk. Atau ketika gaji yang ditawarkan sungguh di luar nalar.
“Coba dicek dulu, rumah sakitnya memang benar ada atau tidak. Kalau ada coba ditelepon, apakah memang ada penerimaan karyawan atau tidak,” saran Abah kemudian.
Aku tidak perlu melakukan saran tersebut. Rumah sakit tersebut memang benar ada. Tapi kalaupun mereka memang perlu karyawan, tentu tidak akan mengumumkannya di website semacam Trovit.co.id, pastilah mereka mengumumkannya di website mereka sendiri, dan tentunya tidak akan menawarkan hal-hal aneh seperti ini.
“Ya sudah, tidak usah saja, Bah. Ini mungkin penipuan.” Aku bilang ‘mungkin’, meskipun aku tahu ‘pasti’. Ini agar tidak menambah maluku di hadapan orangtua.
Hah… andai saja uang itu kutransfer, maka rutinitasku sebagai pengangguran akan bertambah setiap paginya, yaitu berbicara dengan cermin.
“Apa kabar, pengangguran malang…?”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar