Kamis, 1 Oktober 2015
Berdasar usulan Dhea, pagi ini perjalanan dimulai dengan tujuan Candi Gedong Songo di daerah Bandungan. Sekitar 40 menit kami sampai di tujuan setelah melewati jalan yang terus menanjak.
Candi Gedong Songo adalah sembilan candi hindu yang letaknya menyebar di sebuah gunung. Sehingga untuk bisa melihat dari dekat kesemua candi pengunjung harus mendaki dan mengitari gunung tersebut. Namun sayangnya candi yang masih berdiri hanya tersisa lima. Untuk masuk ke wilayah Candi Gedong Songo pengunjung hanya perlu membayar 15.000,-
Ada dua alternatif untuk sampai ke semua candi, yaitu dengan jalan kaki atau menunggang kuda. Kami memilih yang pertama supaya lebih sehat, bukan, maksudnya supaya lebih hemat.
Sampai di candi kedua, napas kami sudah tersengal-sengal, mungkin karena jarang olahraga. Beruntungnya, sepanjang pendakian mata terus disuguhi pemandangan bukit indah. Dan saya tidak akan menyerah sampai semua candi sudah didatangi.
Sampai siang terik, selesai juga akhirnya pendakian itu. Kami kembali ke rumah nenek Dhea untuk makan dan istirahat.
Menjelang sore hari, kami ke Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong sekadar untuk foto-foto (bukan untuk sembahyang).
Berdasar usulan Dhea, pagi ini perjalanan dimulai dengan tujuan Candi Gedong Songo di daerah Bandungan. Sekitar 40 menit kami sampai di tujuan setelah melewati jalan yang terus menanjak.
Candi Gedong Songo adalah sembilan candi hindu yang letaknya menyebar di sebuah gunung. Sehingga untuk bisa melihat dari dekat kesemua candi pengunjung harus mendaki dan mengitari gunung tersebut. Namun sayangnya candi yang masih berdiri hanya tersisa lima. Untuk masuk ke wilayah Candi Gedong Songo pengunjung hanya perlu membayar 15.000,-
Ada dua alternatif untuk sampai ke semua candi, yaitu dengan jalan kaki atau menunggang kuda. Kami memilih yang pertama supaya lebih sehat, bukan, maksudnya supaya lebih hemat.
Sampai di candi kedua, napas kami sudah tersengal-sengal, mungkin karena jarang olahraga. Beruntungnya, sepanjang pendakian mata terus disuguhi pemandangan bukit indah. Dan saya tidak akan menyerah sampai semua candi sudah didatangi.
Sampai siang terik, selesai juga akhirnya pendakian itu. Kami kembali ke rumah nenek Dhea untuk makan dan istirahat.
Menjelang sore hari, kami ke Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong sekadar untuk foto-foto (bukan untuk sembahyang).
Selesai foto-foto di Pagoda Watugong, perjalanan dilanjutkan ke Lawang Sewu. Katanya, ini tempat wajib yang harus didatangi bila ke Semarang. Merupakan bangunan tua dengan pintu (lawang) yang jumlahnya tak terhitung karena saking banyaknya, sehingga dinamakan Lawang Sewu (begitulah barangkali). Sayangnya, beberapa ruangan ditutup karena ada renovasi, termasuk gedung yang ada ruang bawah tanah yang katanya angker karena dulu digunakan sebagai penjara dan tempat penyiksaan. Saat ini Lawang Sewu lebih sebagai museum kereta api.
Puas foto-foto, kami ke stasiun membeli tiket kereta untuk keesokan harinya menuju Surabaya, lalu balik ke rumah nenek Dhea. Numpang makan dan numpang tidur. Hari ini cukup melelahkan...
Puas foto-foto, kami ke stasiun membeli tiket kereta untuk keesokan harinya menuju Surabaya, lalu balik ke rumah nenek Dhea. Numpang makan dan numpang tidur. Hari ini cukup melelahkan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar