Foto sebelum berangkat |
Ke Singapore lagi. Asiiiikkk! Itu yang terpintas di benak waktu dapat tiket murah lagi. Ditambah cuti di accept, wah rasanya pingin cepat-cepat hari H nya. Untuk perjalanan yang kali ini rasanya sudah pede banget karena sedikit banyak sudah tau keadaan negara ini. Dan yang paling saya tunggu (agak norak sih) yaitu mau cobain MRT lagi haha. Negara tetangga kita ini memang punya banyak daya tarik untuk tempat liburan mewah tapi ngga terlalu mahal. Selain tempatnya dekat, keadaan dan masyarakatnya juga ngga berbeda jauh sama negara kita, khususnya Jakarta.
Packing Time!! |
Seperti biasa sebelum berangkat, hal yang cukup seru yaitu packing. Serunya kita harus bisa masukin semua barang yang kita perlu ke dalam 1 tas (karena saya bakpacker dan ngga mau bayar biaya bagasi). Tantangannya harus bawa barang secukupnya tapi jangan sampai ada barang penting yang tertinggal. Cerita lengkapnya bisa dibaca di Tips & Trick Light Backpacking.
Semua barang sudah masuk ke dalam tas, tiket sudah ditangan, uang Dollar sudah di dompet, tinggal pasang alarm untuk bangun jam 3 pagi. Dan seperti biasa susah tidur karena too excited (emang norak!!)
Smoking..wait, what? |
Pagi jam 3 tepat langsung bangun dari tempat tidur, mandi tidak lupa menggosok gigi (halah..) lalu siap-siap berangkat ke bandara. Ada yang spesial di liburan saya kali ini, karena saya akan jadi guide dadakan teman-teman dari forum Backpacker Indonesia. Kenapa saya mau jadi guide dadakan? awalnya karena saya berpikir "pasti garing juga 3 hari sendirian, kalo ngajak teman baru gimana? seru kali." Nah, jadilah saya membuat ajakan di forum Backpacker Indonesia dan ternyata ada sambutannya. Banyak yang bertanya dan menghilang tapi syukurlah ada 2 teman saya yang bersedia menemani saya, atau mungkin saya yang nemanin mereka? haha...
Janjian di bandara 3 Soekarno Hatta. Mirip blind date karena belum pernah ketemu orangnya dan ngga tau juga gimana bentuk rupanya. Setelah "akhirnya" ketemu dan kenalan, untunglah kita langsung cocok karena satu pemikiran juga sesama backpacker. Baru 5 menit ngobrol tapi sudah bisa ketawa ketiwi. Yah, semoga bisa jadi teman perjalanan yang baik nanti. Kursi pesawat kami berjauhan satu sma lain, tapi untunglah di dalam pesawat yang sama.
Pemandangan di dekat jendela |
1 jam 45 menit kemudian kami sudah sampai di Terminal 1 Changi. Saya sudah pernah kemari jadi sudah ngga kaget lagi. Tapi begitu melihat kedua teman baru saya ini melihat terminal 1, mereka kelihatan terpesona sama tempatnya. Haha, mirip saya 1 tahun yang lalu, this is for real. Karena mereka juga baru pertama kali ke Singapore, jadi saya beritahu peraturan yang sering dilakukan orang Jakarta diantaranya : ngga boleh merokok di tempat umum, meludah sembarangan, makan permen karet, dan harus berjalan cepat (kalau yang ini saya yang ngarang haha). Melihat mereka mencoba naik MRT untuk pertama kalinya juga seru. Mirip saya 1 tahun yang lalu (lagi). Mereka makin terperangah saat melihat jalan Singapore yang bersih, tenang dan ngga bau asap knalpot. Saya beri tahu mereka : itulah kenapa saya mau kembali lagi kesini.
Makan Siang Di Bugis Street
Setelah confirmasi booking-an hostel, kami belum bisa check-in karena masih jam 11.30 SIN. Ya sudah, tanpa membuang waktu kami pun langsung pergi lagi sambil membawa backpack kami. Tempat yang pertama kali kami tuju adalah Bugis Street karena memang sudah agak lapar dan waktunya makan siang. Mencari makanan Halal di Singapore memang ngga semudah di Jakarta, tapi tenang saja, tetap ada kok. Asal mau mencari saja, pasti ada.
Ini dia makanan seharga S$4 itu |
Dan kami menemukan di hawker (istilah foodcourt/kantin murah) di belakang Bugis Street. Makanan Melayu, Arab dan India memang semua Halal. Tapi yang banyak pilihannya justru Chinese Food. Kami pun menemukan makanan Melayu di ujung stall yang pasti karena jarang, antrian pun lebih panjang dibanding stall lainnya. Awalnya mau mencoba nasi lemak khas Malaysia tapi si Ibu penjualnya (orang Melayu) malah menawarkan saya Ayam penyet. Dan dengan membayar S$4 saya sudah dapat ayam penyet dengan nasi lemak lengkap dengan tempe, tahu dan sambal. Kalau di Rupiah-kan memnag sedikit mahal (sekitar 30ribuan) tapi hey, kita sedang di Singapore, harga segitu ya masih masuk akal lah. Harga itu belum termasuk harga minumnya yang lagi-lagi harus mengantri di stall berbeda. Saya membeli 1 kaleng Coke dan es batu seharga S$1,5 dan teman saya membeli teh tawar panas seharga S$0,80 dan air putih S$1. Makan siang seharga S$5 yang memuaskan (haha lebay).
Lanjut Jalan-jalan Ke Beberapa Tempat
National Museum of Singapore |
Pintu masuknya |
Sri Mariamman Temple |
Perjalanan kami lanjutkan ke Chinatown. Saya penasaran ingin melihat kuil Sri Mariamman dan Buddha Tooth Relic di dekat situ. Begitu keluar dari MRT kami langsung berhadapan dengan pasar murah di Pagoda Street. Perhatian kamipun teralihkan dengan pasar itu. Baru beberapa langkah sudah keluar uang S$20 untuk beli oleh-oleh. Wah, melihat harga 5 for 10 langsung kalap, padahal ini baru hari pertama. Setelah melhat-lihat barang murah dan berfoto di sekitar jalan, kami lanjutkan perjalanan menuju Sri Mariamman, dan diharuskan membuka sepatu. Saya melihat sedikit ke dalam, banyak orang yang sembahyang dan sepertinya biasa saja. Kami pun melewatkan tempat ini.
Panas agaknya membuat kami dehidrasi, dan kami tidak menemukan minimarket di sekitar situ hingga teman saya tiba-tiba masuk ke kuil Buddha dengan semangat. Saya agak heran kenapa dia semangat sekali? ternyata ada air minum GRATIS di dalam nya. Ya ampun, dasar backpacker haha. Saya pun ikut mengantri di belakangnya haha. Tidak mau melewatkan moment, kami pun memotret ke dalam kuil dan melihat upacara yang jarang kami temui. Ya, kebetulan ada ritual sembahyang di kuil itu dan kami pun agak terbawa suasana melihat suasana itual sembahyang.
Clarke Quay |
Setelah agak lama dan juga menjelang sore hari, kami lanjutkan perjalanan. Supaya dibilang anak gaul, kami lanjutkan perjalanan ke Clarke Quay dan dilanjutkan ke Orchard Road. Tak ada sesuatu yang menarik di Clarke Quay, tapi lumayan untuk tempat kami meluruskan kaki sambil menikmati semilir angin di pinggir sungai.
Sesampai di Orchard Road sudah terlihat orang-orang muda berjalan didepan deretan toko besar yang terpampang banyak brand luar negeri yang saya pun tak hafal satu persatu. Hingga akhirnya kami berhenti di antrian es krim potong S$1 yang "katanya" wajib dicoba kalau mampir ke Orchard. Ngga ada salahnya lah kita coba, sekalian istirahat dulu sebentar. Ternyata not bad lah rasanya. Dan sepanjang jalan saya perhatikan penjual es krim potong ini adalah seorang kakek tua dan ada beberapa yang dibantu istrinya, yang sudah pasti tua juga haha. Kenapa begitu ya? kompakan, atau memang persyaratan penjual es krim potong? hanya Tuhan dan pemerintah Singapore yang tahu haha.
Motret gaya bebas |
Selesai istirahat sambil makan es krim S$1 dan melihat-lihat ABG Singapore, kami lanjutkan langkah kaki kami yang sudah mulai pelan berjalan menuju Esplanade supaya dapat moment foto yang bagus. Saya sengaja mengatur ke sana jam sore hari menjelang malam. Dan setelah memaksakan kaki ini berjalan akhirnya terbayar sudah perjuangannya. Pemandangan cantik kami dapatkan. Dan ternyata makin malam makin banyak turis berdatangan untuk memotret sekitar Esplanade dan Merlion Park di malam hari. Gila, Merlion Park kapan sepinya ya?
Penampakan Indonesia BBQ |
Jepret sana jepret sini, ngga berasa kaki sudah pegal. Saya baru ingat kalau mau makan di Bugis Street jangan terlalu malam datangnya karena banyak stall yang sudah tutup. Dan benar saja, kami sampai Bugis Street pukul 9 malam tinggal beberapa stall yang buka. Ngga banyak pilihan, jadinya kami cuma bisa makan Indonesian BBQ (begitu yang tertulis di stallnya). Saya saja baru tahu kalau ayam goreng di celupin bumbu barbeque dibilang Indonesian BBQ haha, yang jual sok tahu.
Kembali ke Hostel
Kamar hostel |
Dengan sisa-sisa tenaga setelah seharian jalan, pukul 9.30 SIN malam kami kembali ke hostel. Saya sekamar dengan 1 teman saya (Gori), sedangkan teman saya yang 1 lagi (Dudi) harus puas tidur di kamar lain. Dan begitu membuka pintu kamar, seperti tahun lalu saya harus tidur di kasur atas karena bagian bawah sudah diisi turis lain. Dan yang agak canggung adalah, kasur bawah saya ditempati seorang cewe Eropa. Ngga tau darimana, soalnya dia cuma ngomong kalo ditanya aja. Yang pasti sih dari Eropa karena logat bahasa Inggris nya yang agak kaku. Sayang saya ngga berfoto sama teman sekamar saya kali ini.
Memanfaatkan wifi gratisan di hostel saya berkomunikasi dengan orang rumah. Yah, biarpun murah tapi nikmatin aja. Anggaplah nginep di hotel mahal haha.
Biar lebih seru, lihat video perjalanan kami di hari 1 yuk :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar