Seorang perempuan, dengan pakaian sangat tertutup, dengan cadar dan jilbab panjang berwarna hitam, datang ke dokter kelamin. Setelah sang dokter tersebut memeriksa, dokter tersebut langsung tercengang. Penyakit yang diderita perempuan ini harusnya hanya menimpa para PSK. Bagaimana mungkin perempuan bercadar seperti ini bisa mengidap penyakit ini?
Dokter pun lalu bertanya, di mana perempuan itu tinggal. Si perempuan menjawab bahwa ia tinggal di asrama A. Syukurlah sang dokter orang yang cukup banyak tahu tentang agama. Mengetahui asrama tempat perempuan itu tinggal sang dokter mulai mengerti.
“Anda ikut pengajian ustadz B?” selidik sang dokter.
“Lo, kok dokter tahu?” tanya si perempuan bingung.
“Saran saya sebaiknya Anda bertobat, dan tidak lagi ikut pengajian ustadz B...,” saran sang dokter.
Mendengar itu, si perempuan jelas tersinggung. “Kenapa dokter ikut campur soal pengajian yang saya ikuti?! Memangnya apa apa hubungannya dengan penyakit saya?!”
“Jelas berhubungan. Penyakit yang Anda derita ini harusnya hanya diderita para PSK.”
“Tapi saya melakukan hal yang dihalalkan!” bantah si perempuan.
Cukup. Kalau diteruskan dialog di atas tentunya akan lebih panjang lagi. Cerita ini saya peroleh dari teman saya, dan teman saya ini berteman dengan si dokter.
Saya tidak akan menjelaskan apa itu nikah mut’ah, Anda bisa mencarinya di tempat eyang gugel. Saya juga tidak ingin mencela sebuah aliran. Saya hanya ingin berbagi cerita. Itu saja. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar