Penyair itu melepas topi kebanggaannya
menggantungnya di balik pintu kamar
waktu itu sudah jam 12 malam
istrinya sudah ngorok sejak berjam-berjam lewat
Penyair itu belum mengantuk
di acara baca puisi tadi ia sudah banyak minum kopi
dinyalakannya laptop, yang ia beli dari uang pemberian wali kota
dadanya bergejolak
ia ingin menulis puisi
Jam 2 dini hari, puisi itu jadi
puisi yang panjang; 3 halaman kwarto; spasi 1,5; font Times New Roman ukuran 12
ia puas
dadanya kian berdebar-debar karena senang
kini ia bisa tidur dengan tenang
Tapi begitu sudah di ranjang ia tetap tak bisa tidur
bukan karena dengkur istrinya, tapi soal puisinya
ia belum memberi judul untuk puisi itu
puisinya itu haruslah punya judul yang istimewa
semacam punya banyak makna
dan ia belum menemukannya
Sudah hampir jam 3, tapi ia masih belum dapat judul yang tepat
ia makin gelisah, was-was
diedarkannya pandangan ke sekeliling kamar
ke langit-langit, pada laptopnya, kepada istrinya
kecuali ke pojok kamarnya
karena di sana, masih menumpuk buku kumpulan puisinya
Banjarmasin, 29 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar