Selasa, 29 April 2014

Review: The Virgin Suicides (Novel Jeffrey Eugenides)

The Virgin Suicides by Jeffrey Eugenides

Judul: The Virgin Suicides
Penulis: Jeffrey Eugenides
Penerbit: Dastan Books
ISBN: 978-979-3972-32-9
Cetakan: 5 (Februari 2010)
Tebal: 250 halaman

Novel The Virgin Suicides diceritakan lewat sudut pandang orang pertama jamak (kami). Kami adalah tetangga sekaligus teman sekolah gadis-gadis keluarga Lisbon yang tergila-gila dengan gadis-gadis tersebut.
"Kami" menceritakan bagaimana masa lalu mereka bersama gadis-gadis Lisbon tersebut baik sebelum bunuh diri, saat bunuh diri, dan sesudah bunuh diri. "Kami" menceritakan apa saja yang mereka tahu, atau duga, mengenai kehidupan keluarga Lisbon.
Satu demi satu lima gadis bersaudara keluarga Lisbon yaitu Cecilia (13), Lux (14), Bonnie (15), Mary (16), dan Therese (17) melakukan bunuh diri. Karena kehidupan mereka yang tertutup, tidak ada yang tahu alasan mereka mengakhiri hidup lewat bunuh diri. Padahal mereka adalah keluarga religius.
Rentetan bunuh diri gadis-gadis keluarga Lisbon diawali oleh Cecilia yang menyayat pergelangan tangannya sambil berendam di bak mandi dengan kedua tangan mendekap gambar Perawan Suci. Beruntung usaha bunuh diri ini gagal karena saat itu Paul Baldino, teman "kami", sedang melaksanakan ambisinya untuk menyelinap ke rumah keluarga Lisbon dan mengintip isinya. Paul Baldino segera menelepon polisi, seperti yang diajarkan ayahnya.
Cecilia memang anak yang aneh, hal tersebut juga diakui saudara-saudaranya. Seminggu setelah usaha bunuh diri itu, Mr. Lisbon dan Mrs. Lisbon mengadakan pesta untuk pertama kalinya guna menghibur Cecilia. Ironisnya, justru saat pesta itulah Cecilia kembali melakukan bunuh dirinya yang sempat gagal dengan melompat dari lantai atas. Tubuhnya tertancap di pagar.
Satu tahun kemudian, tepat dengan tanggal Cecilia mencoba bunuh diri, keempat saudaranya menyusul secara bersamaan pada suatu malam. Bonnie menggantungkan dirinya di lantai bawah, Mary memasukkan kepala ke dalam oven, Therese dengan meminum begitu banyak pil tidur, Lux mengurung diri dalam mobil yang telah kehabisan oksigen karena dipenuhi asap rokoknya. "Kami"-lah yang pertama mengetahui hal tersebut karena saat itu kami ingin mengajak mereka kabur dari rumah, dari kekangan ibu mereka.
Hanya Mary yang kemudian berhasil diselamatkan. Mary, secara teknis, bertahan hidup sekitar satu bulan kemudian, untuk kemudian menenggak begitu banyak pil tidur seperti yang dilakukan Therese.
Novel debutan Jeffrey Eugenides ini ditulis layaknya sebuah liputan, dengan jalinan cerita yang kuat, humor yang "kelam", detail yang rapi, yang disertai dengan barang-barang bukti yang seolah-olah memang ada. Fiksi yang meyakinkan yang hanya bisa ditulis oleh seorang jenius.
"Menunjukkan kebrilianan penulisnya," demikian puji Boston Globe. Dan "Begitu menggoda... Sebuah debut memikat dari seorang penulis berbakat yang imajinatif," puji Publishers Weekly.
Tidak salah jika novel ini masuk dalam list 1001 Books You Must Read Before You Die.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar